Hadis

Perihal Hadis Nabi Dalam Naskah Kuno Nusantara

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semakin bertambahnya cendikiawan muda islam di era modern seperti sekarang ini, membuat banyak peninggalan-peninggalan masa lalu seperti naskah-naskah kuno ( manuskrip ) ikut juga ditemukan dan diteliti. Padahal kata salah satu dosen di kampus, yang dimaksud dengan naskah kuno atau manuskrip itu adalah penemuan atau nenek moyang pada zaman tangan manusia terlebih dahulu dan usia tulisannya sudah mencapai lima puluh tahun atau lebih jika dizaman kita sekarang. Nah jika dipikir ulang, apakah ada naskah kuno atau manuskrip yang masih tersisa padahal seharusnya sudah usang dimakan zaman?

Ternyata dari hasil observasi, ditemukan berbagai macam manuskrip dan memang ada sebagian yang telah menggunakan dan lapuk tapi tidak jarang ditemukan dalam keadaan utuh dan baik-baik saja.

Sempat saya berfikir, apa fungsi dari kita sebagai generasi muda mempelajari dan membudidayakan manuskrip. Ternyata jika dilihat secara detail dan diperdalam, dengan meneliti manuskrip atau naskah kuno wawasan kita terhadap perkembangan peradaban dari zaman dulu hingga sekarang akan menjadi sangat luas serta cara berpikir kita dalam menghadapi sesuatu akan lebih toleran dan tidak mudah terhakimi hanya dengan satu pemahaman.

Contoh ” tanggal hadis nabi” dalam Naskah Kuno

Di bawah ini saya akan sedikit menjelaskan mengenai salah satu manuskrip yang berjudul “ tanggal hadis nabi”.

Perihal Hadis Nabi Dalam Naskah Kuno Nusantara

لال ان الباد اذاذتبر انيا الله ليه اربع ال احدها انه لاتعجب الرزق الثانية لاتعجب الصيحة لا ليه الذنب لا افيه اج

Terjemahan Doa Nabi SAW bahwasannya Allah Ta’ala menghujahan lakon empat orang atas empat jenis daripada segala jenis manusia atas segala yang kaya itu dengan Nabi Allah Sulaiman anak Dawud As, dan atas segala yang sakit dengan Nabi Ayub As, dan atas segala hamba itu dengan Nabi Yusuf As, dan di atas segala yang miskin dengan Nabi Isa As. Dan cerita dari Said anak Bilal bahwa tiadasannya hamba Allah itu tak berdosa dengan dosa yang diciptakan Allah Ta’ala atas dengan empat perkara salah satunya bahwasannya tiada bandingannya rizki darinya dan tiada bandingannya dibandingkan sahabat daripadanya, dan ketiga tiada dzohir di atas keempat siksa akandia dengan bersegera.

وقال حاتم الاصم رحمةالله تعالى من حرف اربعاالي اربع وحدالجنة يوم الى القبر والفحر الي الميزان والراحة الي صراط والشهواة الي الجنة وقال حامد الغافر اربعة طلبنا ها فى اربعة فاخطانا طر فيها فوجدناما فى اربعة اخري طلبناالغناء فى المال فوجدناه فى القناعة وطلبنا الجاه فى الحسب فوجدناه فى التقوي لبنا الرحمة الحروة ا لت المال لبنا النعمة اللباس الطعام ا البدن الصحيح

: Telah Berkata Khatim Al-Ashom, dikasihani allah akan memberi siapa saja yang berempati kepada yang akan didemonstrasikan. Tidur pertama kepada kubur,

Dan kedua akan timbangan, dan ketiga ketiga untuk melihat titian siratalmustaqim, dan keempat keinginan kepada syurga.

Dan telah berkata Hamid Al-Ghafir empat perkara kita tuntut akan dia pada yang empat maka kita akan tersalah, maka kita dapati akan dia dalam empat yang lain. Kita tuntut akan kaya dengan harta, maka kita dapati akan dia pada qona’at, dan kita tuntutkan pada bangsa yang tinggi maka kita dapati akan dia pada takwa, dan kita tuntut akan rahmat pada banyak harta maka kita dapati akan dia pada harta, dan kita tuntut akan nikmat kain dan makanan maka kita dapati kemudian pada badan yang sehat.

وقال علي رضي الله عنه اربعة اشياء قليلها كثيرا لوجمع الفقر والثار والعداوة وقال الحاتم الاصم رحمة الله عليه اربعة اشياء لايعرف قدرها الاربعة الشياء لايعرف الالسيوخ والعافية لايعرف قدرها الا اهل البلاء والصيحة لايعرف قدرها الا اهل الرض والحيوة لايعرف قدرها الا اموتي وانشد ابو تواس ادنوبى ان نكرت ا ا الح لمته لكني الله اطمع الله لائى لق الله ازقي اليه اقرواخفع

Artinya: Telah berkata Ali Radiallahu Anhu, bermula sedikitnya itu banyak pertama sakit, kedua fakir, ketiga fana, keempat berseteru dan kata Khatim Al-Asom Rahmatullah di atas amat empat perkara tiada mengenal akan qadarnya itu melainkan empat yang lain, yaitu muda tiada mengenal akan qadarnya itu melainkan orang kena bala dan sehat tiada mengenal akan qadarnya melainkan orang yang mati.

Jadi dapat dikatakan dari beberapa hadis yang telah disebutkan diatas, bahwa sebenarnya naskah kuno atau manuskrip itu isinya hampir sama atau bahkan sama dengan kitab-kitab yang pernah dibahas sebelumnya. Yang membedakan disini adalah, bahwa manuskrip itu sebelumnya adalah naskah yang belum pernah diteliti sama sekali. bahkan biasanya, para filolog sengaja menemukan naskah kuno hasil karya seorang kepala daerah-daerah terpencil yang belum pernah dilakukan suatu penelitian dan dibahas oleh siapa pun karena menurut mereka, untuk apa sesuatu yang telah diteliti banyak orang? Akan lebih menantang jika kita meneliti sesuatu yang belum pernah diteliti oleh seseorang sama dan sekali kita meneliti tentang hal itu.

*Lilah Fitriani, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Redaksi Salafus Shalih

Salafusshalih.com.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan dengan spirit menguatkan agama meneguhkan Indonesia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button