Tsaqofah

Niat dan Tata Cara Mandi Wajib Sesuai Syariat

Salafusshalih.com – Mandi Wajib atau mandi besar adalah suatu keharusan bagi orang Islam yang telah melakukan hubungan badan atau perempuan yang telah selesai haid. Tanpa melakukan mandi besar, seseorang yang dalam keadaan tersebut tidak sah ibadahnya. Islam adalah agama yang mengatur secara rinci suatu ibadah. Oleh karenanya mandi wajib juga mempunyai aturan yang rinci. Dan agar mandi besarnya sesuai aturan dalam Islam maka perlu diketahui dua fardunya mandi wajib.

Fardunya mandi besar itu ada dua. Menurut Habib Syekh Hasan bin Ahmad bin Muhammad bin Salim al- Kaff, dalam kitab at-Taqrir as-Sadidah fil Masailil Mufidah, fardu atau rukun mandi wajib ada dua perkara.

فروض الغسل اثنان; الاول ; النية. وقتها : اول الغسل لان البدن في الغسل كالعضو الواحد, الثاني ; تعميم البدن بالماء , اي : كل البدن

Artinya: “fardu mandi wajib itu ada dua, pertama, niat. Adapun waktu melafalkan niat adalah ketika melakukan basuhan pertama pada badan. Pasalnya, dalam mandi wajib, semua menjadi anggota yang satu. fardu kedua adalah mengalirkan air ke seluruh badan.”

Fardu yang pertama untuk mandi besar ini adalah niat. Dan berikut niatnya

نَوَيْتُ اْلغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ الْأَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Artinya: “Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar fardu karena Allah Swt.”

Adapun niat mandi besar itu harus dilakukan bersamaan dengan basuhan pertama kali ke anggota badan. Boleh mendahulukan anggota badan yang manapun, tangan dulu, kaki dulu atau kepala dulu. Untuk itu boleh dimulai dari bagian atas, bawah ataupun tengah badan.

Adapun fardu yang kedua adalah mengalirkan air ke seluruh tubuh bagian luar, termasuk rambut dan bulu-bulu yang ada di badan. Penting untuk jadi catatan, untuk bagian tubuh yang berambut atau berbulu, maka air harus mengalir sampai ke kulit dalam.

Dengan demikian orang yang melakukan mandi besar telah melakukan niat dan mengalirkan air ke seluruh tubuh maka mandi wajibnya sudah sah dan sudah sesuai ketentuan Islam. Wallahu A’lam Bishowab

(Ahmad Khalwani)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button