Tsaqofah

Loyalitas Hakiki: Menjaga Saudara Dari Kesalahan

Salafusshalih.com – Loyalitas dalam Islam bukan sekadar bentuk kesetiaan tanpa syarat, tetapi juga mencakup tanggung jawab untuk menjaga kebenaran. Kesetiaan terhadap sesama Muslim tidak berarti membiarkan mereka terjerumus dalam kesalahan atau penyimpangan, melainkan mengingatkan dan menasihati agar mereka tetap berada di jalur yang benar.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.” (Al-Maidah: 2)

Ayat ini menegaskan pentingnya bekerja sama dalam kebaikan dan ketakwaan serta melarang segala bentuk dukungan terhadap perbuatan yang melanggar norma moral dan hukum. Ketika seseorang melihat saudaranya melakukan kekeliruan, ia memiliki kewajiban untuk menasihati dan memperingatkan, bukan sekadar diam dan membiarkan kesalahan tersebut berlanjut.

Rasulullah Saw bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: “انصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا.” فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا، فَأَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ ظَالِمًا، كَيْفَ أَنْصُرُهُ؟ قَالَ: “تَحْجِزُهُ أَوْ تَمْنَعُهُ مِنَ الظُّلْمِ، فَإِنَّ ذَٰلِكَ نَصْرُهُ.”

“Bantulah saudaramu, baik ketika ia berbuat zalim maupun ketika ia dizalimi.” Ada seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, aku memahami bagaimana menolong jika ia dizalimi, tetapi bagaimana jika ia adalah pelaku kezaliman?” Rasulullah menjawab, “Hendaklah engkau mencegah atau melarangnya dari kezaliman, karena itulah bentuk pertolongan baginya.” (H.R. Bukhari)

 

Hadis ini menegaskan bahwa menolong seseorang tidak hanya berarti memberikan dukungan ketika ia dalam kesulitan, tetapi juga mencegahnya dari melakukan perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Loyalitas sejati bukan hanya tentang kebersamaan dalam keadaan sulit, tetapi juga tanggung jawab untuk menjaga sesama dari kesalahan.

Sebagai ilustrasi, seseorang yang melihat individu lain hampir jatuh ke dalam jurang tentu tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi, melainkan berusaha mencegahnya. Prinsip yang sama berlaku dalam kehidupan sosial—membiarkan seseorang terjerumus dalam kesalahan tanpa peringatan bukanlah bentuk kepedulian, melainkan kelalaian.

Menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah keburukan) merupakan kewajiban setiap Muslim. Allah berfirman:

لُّوْا لَكُمْ أَمْرُكُمْ فِي قَرِيَتِكُمْ إِنَّكُمْ إِذَا رَجَعْتُمْ فَسَيُّؤْلَكُمْ

Kesetiaan terhadap sesama seharusnya diwujudkan dalam bentuk nasihat yang konstruktif dan sikap yang bertanggung jawab terhadap kebenaran. Seseorang tidak hanya dituntut untuk memperingatkan ketika melihat penyimpangan, tetapi juga untuk tetap teguh dalam membela prinsip yang benar.

Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran dan menjauhkan dari segala bentuk keburukan. Amin ya Rabbalaalamin.

(Dwi Taufan Hidayat)

Related Articles

Back to top button