Ulul Amri

Beginilah Rasa Malu Yang Diajarkan Nabi

Salafusshalih.com – Salah satu sifat manusia adalah rasa malu. Malu ini tentu banyak definisinya, yang penting jangan sampai manusia memiliki sifat malu yang malu-maluin. Sifat malu ini sejatinya adalah baik asal ditempatkan sesuai dengan situasi dan kondisi. Dan berikut rasa malu sesuai yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.

Orang yang memiliki rasa malu itu baik, karena Nabi Muhammad sendiri menyatakan bahwa memiliki rasa malu adalah sebagian daripada iman.

الْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ

Artinya: “Malu adalah bagian dari cabang keimanan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tentu rasa malu yang menjadi bagian dari iman ini adalah rasa malu yang sesuai dengan ajaran Nabi dan bukan sifat malu yang malu-maluin. Dan berikut rasa malu yang diajarkan Nabi Muhammad. Dalam sebuah hadis, Rasulullah menjelaskan dengan jelas tentang rasa malunya seorang yang beriman :

اسْتَحْيُوا مِنْ اللَّهِ حَقَّ الْحَيَاءِ ، قَالَ قُلْنَا : يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَسْتَحْيِي وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ، قَالَ لَيْسَ ذَاكَ وَلَكِنَّ الِاسْتِحْيَاءَ مِنْ اللَّهِ حَقَّ الْحَيَاءِ أَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَمَا وَعَى ، وَالْبَطْنَ وَمَا حَوَى ، وَلْتَذْكُرْ الْمَوْتَ وَالْبِلَى ، وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ تَرَكَ زِينَةَ الدُّنْيَا ، فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ اسْتَحْيَا مِنْ اللَّهِ حَقَّ الْحَيَاءِ

Artinya: “Hendaklah kalian malu kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan sifat malu yang sebenarnya.” Perawi mengatakan, “Kami menjawab, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami malu (walhamdulillah).’” Rasulullah bersabda, “Bukan seperti itu. Tetapi malu kepada Allah dengan sebenarnya adalah hendaklah dia menjaga kepala dan apa yang ada di dalamnya, hendaklah dia menjaga perut dan apa yang dikandungnya, dan hendaklah dia selalu ingat kematian dan busuknya jasad. Barangsiapa yang menginginkan kehidupan akhirat, hendaklah dia meninggalkan perhiasan dunia. Dan barangsiapa yang mengerjakan yang demikian, maka sungguh dia telah malu kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan sifat malu yang sebenarnya.” (HR. Tirmidzi)

Dari hadis ini menjadi jelas bahwa rasa malu yang diajarkan Allah adalah senantiasa menjaga isi kepala, menjaga isi perutnya dari barang haram, selalu ingat mati dan meninggalkan harta dunia yang tidak sesuai syariat.

Demikianlah rasa malu yang sesuai dengan ajaran Nabi, Wallahu A’lam Bishowab.

(Ahmad Khalwani)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button