Fikih

Hukum Menyebarkan Berita Bohong (Hoaks) Dalam Islam

Salafusshalih.com – Menyerbarkan berita hoax menurut agama islam adalah informasi yang belum diketahui kebenarannya yang didefinisikan sebagai ke-hoax-kan yang dibuat dengan tujuan kejahatan. Didalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar desa-desus  yang tidak jelas asal usulnya, kadang dari peristiwa kecil tetapi dalam pemberitaanya peristiwa itu begitu besar atau sebaliknya, terkadang berita itu menyangkut seorang muslim. Bahkan tidak jarang sebuah rumah tangga menjadi retak hanya karena sebuah berita yang belum tentu benar.

Salah satu perpecahan umat yang sudah sangat menghawatirkan hari ini adalah menerima berita orang lain tanpa diketahui kebenarannya(hoax) tanpa menjaring dengan kritis.

Dampak dari peredaran berita yang belom diketahui kebenarannya ( bohong) merbaknya perdaran hoax di media sosial maupun di lingkungan masyarakat memberikan dampak negatif yang sangat besar, beberapa dampak yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Merugikan masyarakat, karena berita-berita hoak berisi kebohongandan fitnah yang sangat besar
Memecah belah publik, baik mengatas namakan kepentingan olitik mapun organisasi agama tertentu.
Mempengaruhi opini Publik, hoax akan menjdi profokator untuk memundurkan masyarakat.
Berita-berita hoax sengaja dibuat untuk kepentingan salah satu pihak, sehingga bisa mengakibatkan adu domba sesama umat. Dengan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan akibat akibat adanya berita yang tidak diketahui keenaranya (bohong) tersebut maka masyarakat awam yang akan sangat dirugikan. Upaya untuk meminimalkan tentu sangat diharapkan agar  masyarakat kembali sadar dan lebih berhati hati.

Menurut Syeikh Abdurrahman as Sa’di, sebagai makhluk yang diberi akal kita harus lebih hati-hati dalam menerima sebuah berita. Harus melakukan proses seleksi,menyaring, dan tidak boleh sembrono dengan menerimanya begitu saja. Dalam literatur Ushul Fiqih disebutkan dengan begitu jelas definisi sebuah berita sesuatu yang mungkin benar sekaligus mungkin salah. Bahkan dalam diskursus hadist ada sebuah upaya memferivikasi keshahihan periwayatan melalui jalur para informannya. Mari kita intropeksi diri kita agar tidak terjebak dan terjerembab dalam kubangan para pembual atau pemfitnah.

Allah ta’ala pun memerintahkan kepada kita untuk memerkasa informasi terlebih dahulu karena belum tentu semua informasi itu benar dan valid. Allah berfirman ” Wahai orang beriman, jika datang kepadamu orang fasik  membawa suatu informasi, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” (QS.Al-Hujuraat (49):6).

Allah memerintahkan kita untuk memerikasa suatu informasi dengan teliti , yaitu mencari bukti kebenaran informasi tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan menelusuri  sumber informasi atau bertanya kepada kepada orang yang lebih mengetahui hal tersebut. Oleh karena itu, sungguh saat ini kita sangat perlu memerhatikan ayat ini. Suatu zaman dimana kita mudah untuk menshare suatu link informasi, entah informasi dari status teman, entah dari informasi online dan sejenisnya. Lebih baik jika informasi tersebut berkaitan dengan kehormatan saudara muslim atau informasi yang menyangkut kepentingan masyarakat secara luas.

Sering kita jumpai suatu informasi yang dengan cepat menjadi viral di media sosial, di share oleh ribuat netizen, namun belakangan di ketahui bahwa informasi tersebut tidak benar.Hukuman bagi yang menyebarkan berita hoax, bagi orang yang suka asal dan tergesa-gesa dalam menyebarkan informasi, maka hukuman di akhirat kelak nanti telah menanti.

Dari Samurah bin Jundub radhiyaallahuanhu. Bahwa Rosulullah menceritakan mimpi beliau

” Tadi malam aku bermimpi melihat ada dua orang yang mendatangiku, lalu mereka memegang tanganku, kemudian mengajakku keluar ke tanah lapang, kemudian kami melewati dua orang, yang satu berdiri didekat kepala temannya dengan membawa gancu dan besi.

Gancu itu dimasukkan ke dalam mulutnya, kemudian ditarik hingga hingga robek pipinya sampai ke tengkuk. Dia tarik kembali, lalu dia masukkan lagi kedalam mulutnya dan dia tarik lagi hingga robek pipi satunya. Kemudian bekas pipi tadi kembali pulih dan  dirobek lagi begitu seterusnya.”

Dan di akhir hadist Rosulullah mendapat penjelasan dari malaikat apa maksud dari kejadian yang beliau lihat. ” Orang pertama yang kamu lihat dia adalah seorang pendusta, dia membuat kedustaan dan dia sebarkan keseluruh penjuru dunia. Dia dihukum seperti itu sampai hari kiamat, Kemudian Allah memperlakukan orang tersebut sesuai yang dia kehendaki ” ( HR. Ahmad ).

(Redaksi)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button