Pentingnya Belajar Tauhid Dari Fenomena Alam
Salafusshalih.com – Semesta raya dengan segala sistemnya yang luar biasa merupakan satu dari sekian tanda adanya sang pencipta, Tuhan Yang Maha Tunggal. Meski ada sebagian orang yang mengingkari keberadaan-Nya, namun pengingkaran tersebut tidak berdampak sedikitpun pada eksistensi-Nya. Dia adalah Yang Maha Ada, yang mengadakan segala yang ada di semesta raya. Dia adalah pencipta langit dan bumi, dan segala sesuatu yang ada di dalamnya.
Akhir-akhir ini beberapa wilayah di Indonesia mengalami cuaca panas ekstrem. Menurut Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hal ini di picu oleh El-Nino, yaitu fenomena pemanasan Suhu Muka Laut di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan tersebut mengakibatkan peningkatan potensi pertumbuhan awan sehingga mengurangi curah hujan, akibatnya terjadi kekeringan di beberapa wilayah di Indonesia. Kekeringan yang terjadi secara khusus berdampak pada sebagian petani yang mengandalkan air sebagai bahan pokok pertaniannya, dan kepada masyarakat luas secara umum.
Satu sisi cuaca panas merugikan sebagian petani dan masyarakat lainnya, tetapi di saat yang sama cuaca panas menguntungkan sebagian petani dan masyarakat yang lainnya. Petani yang mengandalkan air sebagai unsur pokok dalam pertaniannya mengeluh karena tidak bisa bercocok tanam, tetapi di saat yang sama petani garam, pengusaha kerupuk, penjual es, dan masyarakat lainnya yang mengandalkan sinar matahari sangat di untungkan. Begitu pula sebaliknya, ketika musim hujan ada sebagian masyarakat yang mengeluh karena aktivitasnya terganggu, tetapi di saat yang sama turunnya hujan adalah berkah bagi sebagian masyarakat yang lain.
Fenomena Alam Sebagai Wujud Keadilan Sang Pencipta
Pergantian siang dan malam, siklus musim yang silih berganti adalah wujud dari keadilan Sang Pencipta, Allah Swt. Dia menciptakan alam raya dengan sistemnya yang begitu canggih. Pengaturan alam yang sebegitu teraturnya jika dilihat dengan seksama sesungguhnya tiada lain untuk kepentingan dan kemaslahatan manusia. Kemarau yang panjang sesungguhnya adalah anugerah bagi mereka yang mata pencahariannya “terganggu” dengan hujan. Demikian pula hujan adalah anugerah bagi mereka yang mata pencahariannya “terganggu” dengan kemarau yang cukup panjang. Jika di lihat dari kacamata tauhid, Tuhan hendak membagikan rahmat-Nya kepada semua makhluk-Nya.
Bukankah pergantian siang dan malam adalah nikmat yang tak terhingga bagi kita? Bayangkan jika bumi ini terus menerus siang atau malam terus selama 24 jam, bayangkan jika bumi ini tidak ada pergantian musim, tentu kehidupan penduduk bumi akan terganggu. Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa pergantian siang dan malam berikut pergantian musim merupakan bagian dari rahmat Allah. Allah berfirman:
قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ جَعَلَ اللّٰهُ عَلَيْكُمُ الَّيْلَ سَرْمَدًا اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ مَنْ اِلٰهٌ غَيْرُ اللّٰهِ يَأْتِيْكُمْ بِضِيَاۤءٍ ۗ اَفَلَا تَسْمَعُوْنَ .(71) قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ جَعَلَ اللّٰهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ مَنْ اِلٰهٌ غَيْرُ اللّٰهِ يَأْتِيْكُمْ بِلَيْلٍ تَسْكُنُوْنَ فِيْهِ ۗ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ .(72) وَمِنْ رَّحْمَتِه جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ.(73)
Artinya: (71) Katakanlah (Muhammad), “Bagaimana pendapatmu, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus-menerus sampai hari Kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Apakah kamu tidak mendengar? (72) Katakanlah (Muhammad), “Bagaimana pendapatmu, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus-menerus sampai hari Kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu sebagai waktu istirahatmu? Apakah kamu tidak memperhatikan?” (73). Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. (QS. Al-Qashash ayat 71-73).
Fenomena alam sesungguhnya mengajarkan kepada kita untuk bersyukur atas semua rahmat dan karunia Allah apapun bentuknya. Manusia seringnya mengeluh dan menggerutu ketika musim hujan tiba dengan berkata “hujan terus”, ketika musim hujan berganti musim kemarau kembali mengeluh dengan berkata “panas banget gak hujan-hujan”. Memang demikian tabiat manusia sebagaimana dijelaskan al-Qur’an:
اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًا
Artinya: sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh, (QS. Al-Ma’arij ayat 19).
Pada umumnya manusia akan mengeluh terhadap sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapannya. Keluhan manusia seperti tentang hujan dan panas disebabkan paling tidak oleh dua hal: pertama, ketidaktahuannya atas keadilan Allah dalam membagi rahmat kepada semua makhluk-Nya, kedua, karena egoisme dan ketidakdewasaannya dalam menyikapi sesuatu.
(Husni Mubarok)