Perubahan Mendasar Pemikiran Sayyid Quthub, Kapan Terjadi?

Salafusshalih.com – Jika pertemuan antara Sayyid Quthub dengan Taqiyuddin an-Nabhani di al-Quds memang terjadi pada 1953, kira-kira pada bulan apa?
Taqiyuddin an-Nabhani mengumumkan pendirian Hizbut Tahrir pada 14 Maret 1953. Delapan hari kemudian dinyatakan sebagai organisasi ilegal oleh pemerintah Yordania. Beliau dan tiga orang rekan pendiri HT ditangkap dan dipenjara. Pada tanggal 8 April mereka semua dibebaskan (M. Muhsin Radhi, Hizbut Tahrir: Tsaqafatuhu wa Manhajuhu fi lqamah Daulah al-Khilafah al-Islamiyah, Baghdad, 2006).
Pada bulan November Taqiyuddin an-Nabhani pergi ke Damaskus (Hizb at-Tahrîr al-Islâmiy, ‘Aradh Târikhiy wa Dirâsah ‘Âmah, ‘Awniy Judû’ al-‘Abîdiy, Dar al-Liwa’ li as-Shahafah wa an-Nasyr, 1993). Kemungkinan besar pertemuan itu terjadi pada rentang antara Mei-Oktober 1953 dengan titik tengah di bulan Juli.
Pasca pertemuan tersebut menurut Hafidz Abdurrahman, Sayyid Quthub mengalami perubahan pemikiran menjadi mendukung Taqiyuddin an-Nabhani dan partainya. (Perubahan Mendasar Pemikiran Sayyid Quthub, ibadah.net, Surabaya, 2001).
Dalam buku aslinya, di Bab Pendahuluan Abdullah ath-Thalablusi sebagai penulis tidak menyatakan bahwa ada pertemuan antara Sayyid Quthub dengan Taqiyuddi an-Nabhani dan Sayyid Quthub mengalami perubahan pemikiran secara mendasar setelah pertemuan tersebut. Beliau hanya mengatakan tentang kedudukan dan urgensi pemikiran Sayyid Quthub (At-Taghyir al-Judhuri fil Fikr al-Syahid Sayyid Quthub Sayyid Quthub, Dar al-Bayariq Beirut, 1993).
Untuk menunjukkan perubahan mendasar pemikiran Sayyid Quthub, Abdullah ath-Thalablusi mengutip kitab tafsir Fi Zhilalil Qur’an juz 1 – 5 dan buku Ma’alim fi ath-Thariq. Kitab tafsir Fi Zhilalil Qur’an juz pertama terbit bulan Oktober 1952. Beliau meluncurkan satu juz dari Fi Zhilalil Qur’an setiap dua bulan (Aditya F, Sejarah Perjuangan Sayyid Quthb dalam Menulis Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, 2019).
Berarti juz kedua terbit pada Desember 1952, juz ketiga pada Februari 1953, juz keempat April 1953, dan juz kelima Juni 1953. Adapun buku Ma’alim fi ath-Thariq diterbitkan pada tahun 1964.
Juz pertama sampai keempat dari kitab tafsir Fi Zhilalil Qur’an diterbitkan sebelum pertemuan antara Sayyid Quthub dengan Taqiyuddin. Juz kelima mungkin pada saat atau setelah pertemuan. Adapun buku Ma’alim fi ath-Thariq setelah pertemuan terjadi.
Juz pertama dikutip sebanyak 2 kali. Juz kedua sebanyak 6 kali. Juz ketiga sebanyak 1 kali. Juz keempat 12 kali dan juz kelima sebanyak 1 kali. Sedangkan buku Ma’alim fi ath-Thariq dikutip sebanyak 4 kali.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
1] Pemikiran-pemikiran Sayyid Quthub dalam kitab tafsir Fi Zhilalil Qur’an juz pertama sampai kelima bukan pemikiran-pemikiran beliau pasca bertemu dan berdialog dengan Taqiyuddin an-Nabhani. Jika dianggap sebagai perubahan pemikiran, kemungkinan besar itu perubahan pemikiran beliau setelah bergabung dengan Ikhwanul Muslimin (1949).
2] Hanya buku Ma’alim fi ath-Thariq yang relevan untuk dijadikan bahan diskusi seputar symton-symton perubahan pemikiran Sayyid Quthub pasca bertemu dan berdialog dengan Taqiyuddin an-Nabhani. Tinggal pertanyaannya, apakah benar pemikiran-pemikiran Sayyid Quthub dalam buku tersebut mirip dengan pemikiran-pemikiran Taqiyuddin an-Nabhani?
(Ayik Heriansyah)