Bolehkah Merasa Bahagia Karena Amal Ibadah Kita Diketahui Orang Lain?
Salafusshalih.com – Salah satu hal yang harus dihindari oleh setiap orang Islam ketika beramal saleh adalah Riya. Riya adalah perbuatan untuk memperlihatkan dan memamerkan amal saleh kepada orang lain. Dalam keterangan syariat Islam, Riya ini dapat menghapus seluruh pahala amal saleh yang dilakukan. Lantas bagaimana hukumnya jika kita merasa bahagia karena amal ibadah kita diketahui oleh orang lain.
Ibnu Qudamah dalam kitabnya yang berjudul Muhtasor Minhajul Qosidin menerangkan bahwa hukum bahagia karena amal ibadah kita diketahui orang lain ada dua, yaitu terpuji dan tercela. Beliau menuliskan,
“Kebahagiaan karena amal saleh itu dibagi menjadi dua yaitu terpuji dan tercela. Terpuji, jika tujuan awalnya menyembunyikan amal dan niatnya ikhlas. Akan tetapi, ketika kebaikannya itu dilihat orang lain, dia menyadari bahwa Allah yang telah menampakkan amal baiknya, Allah yang menampakkan keindahannya. Dia pun bahagia atas kebaikan Allah, perhatian, dan kelembutan-Nya kepada dirinya. Dia berusaha menutupi amalan baik dan dosa, namun Allah tampakkan amalan baiknya dan Allah tutup dosa-dosanya. Tak ada kelembutan yang lebih berkesan dari kelembutan berupa ditutupi semua aib, kemudian ditampakkan keindahan. Sehingga bahagianya karena itu, bukan karena pujian manusia atau kedudukan yang dia dapatkan di hati mereka. Atau ia bahagia karena di saat Allah menampakkan kebaikannya di dunia dan Allah tutupi dosa-dosanya, itu isyarat bahwa Allah akan bersikap demikian pula di akhirat kelak. Adapun jika bahagianya semata karena orang-orang tahu amal salehnya, penghormatan orang-orang kepadanya sampai mereka menyanjung kebaikannya, memuliakan dan menuju kebutuhan-kebutuhannya, maka bahagia yang seperti ini dibenci Allah dan tercela.”
Dari keterangan ini menjadi jelas apabila orang bahagia karena amalnya diketahui orang lain, selama dalam hatinya tidak ada niat untuk diketahui, namun karena orang lain mengetahui sendiri, maka bahagia yang seperti ini adalah bahagia yang terpuji.
Dan sebaliknya apabila kita sengaja untuk memperlihatkan kepada orang lain agar dipuji maka kebahagiaan ini termasuk kebahagiaan tercela dan termasuk Riya.
Ikhlas Menjadi Kunci Bahagia Saat Amal Ibadah Diketahui Orang Lain
Nabi Muhammad dalam hadisnya bersabda jika orang bahagia karena amal diketahui orang tanpa ia menunjukkannya maka itu merupakan kabar gembira untuk orang yang beriman.
يا رسول الله، أرأيت الرجل يعمل العمل من الخير ويحمده الناس عليه؟ تلك عاجل بشرى المؤمن
Artinya: “Ya Rasulullah, seorang telah melakukan amal baik, lalu orang-orang memujinya?”. Rasulullah menjawab, “Itu adalah kabar gembira yang disegerakan untuk orang mukmin.”
Walhasil, dari keterangan ini semua kita bisa mengambil sebuah kesimpulan. Beramal salehlah dengan ikhlas, karena keikhlasan ini yang akan mengantarkan kepada kebahagiaan. Wallahu A’lam Bishowab.
(Ahmad Khalwani)