Tsaqofah

Jangan Sia-Siakan Pahala Puasa Dengan Ghibah!

Salafusshalih.com – Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga lisan dan hati dari segala hal yang dapat merusak ibadah. Salah satu kebiasaan buruk yang sering dilakukan tanpa disadari adalah gibah (menggunjing), yang dapat menghilangkan pahala puasa dan menjadikannya sia-sia.

Allah Swt. telah memperingatkan dalam firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa. Jangan mencari-cari keburukan orang lain, dan jangan menggunjing satu sama lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat: 12)

Ghibah Merusak Pahala Puasa

Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa tidak semua orang yang berpuasa akan mendapatkan pahala sempurna. Ada yang hanya memperoleh rasa lapar dan haus karena mereka tidak menjaga diri dari perbuatan yang sia-sia dan dosa. Beliau bersabda:

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَالْعَطَشُ

“Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga.” (H.R. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim)

Gibah termasuk perbuatan yang dapat menghapus pahala puasa. Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa dua wanita di zaman Rasulullah ﷺ yang sedang berpuasa hampir pingsan karena kelelahan. Rasulullah ﷺ meminta mereka memuntahkan sesuatu, lalu keluarlah darah dan daging segar dari mulut mereka. Beliau lalu bersabda:

إِنَّ هَاتَيْنِ صَامَتَا عَمَّا أَحَلَّ اللَّهُ لَهُمَا، وَأَفْطَرَتَا عَلَى مَا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِمَا، جَلَسَتْ إِحْدَاهُمَا إِلَى الْأُخْرَى فَجَعَلَتَا تَأْكُلَانِ لُحُومَ النَّاسِ

“Dua wanita ini berpuasa dari sesuatu yang halal, tetapi berbuka dengan sesuatu yang haram. Mereka duduk dan menggunjing orang lain, sehingga seolah-olah memakan daging manusia.” (H.R. Ahmad)

Ghibah Tidak Ringan di Sisi Allah

Sebagian orang meremehkan ghibah dengan alasan hanya bercanda atau sekadar berbagi cerita. Padahal, Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang tidak disukai oleh saudara kita meskipun itu benar. Beliau bersabda:

الْغِيبَةُ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ

“Gibah adalah menyebutkan tentang saudaramu sesuatu yang dia tidak sukai.”
(H.R. Muslim)

Bahkan, Rasulullah ﷺ juga mengabarkan bahwa gibah lebih buruk daripada zina karena dosa zina masih bisa diampuni dengan tobat kepada Allah, tetapi gibah memerlukan permintaan maaf langsung kepada orang yang telah digunjing.

Menjaga Lisan di Bulan Ramadan

Bulan Ramadan adalah momen untuk melatih diri menjaga lisan dan hati. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ

“Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah berkata-kata kotor dan jangan bertengkar. Jika seseorang mencacinya atau mengajaknya bertengkar, maka katakanlah: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Jangan sampai kita merusak pahala puasa dengan perkataan yang sia-sia, apalagi menggunjing. Jika ingin berbicara, pilihlah kata-kata yang baik atau lebih baik diam, sebagaimana nasihat Nabi ﷺ:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Penutup

Ramadan adalah waktu terbaik untuk memperbaiki diri, termasuk dalam menjaga lisan. Jangan sampai ibadah puasa yang kita jalani menjadi sia-sia hanya karena kebiasaan menggunjing yang merusak pahala.

Mari jadikan lisan sebagai sumber pahala, bukan dosa. Isi hari-hari Ramadan dengan zikir, membaca Al-Qur’an, dan berbicara hal-hal yang bermanfaat. Semoga Allah menjaga kita dari dosa lisan dan menjadikan puasa kita penuh berkah dan pahala. Amin.

(Dwi Taufan Hidayat)

Related Articles

Back to top button