Ulul Amri

Iktikaf Nabi di Sepuluh Akhir Ramadhan

Salafusshalih.com – Iktikaf adalah berdiam di masjid beberapa hari di bulan Ramadan. Ibadah ini dilakukan Nabi Muhammad Saw di sepuluh malam terakhir Ramadan.

Hadis riwayat dari Abu Salamah ra, menceritakan, Nabi keluar pagi hari yang kedua puluh lalu berkhotbah di hadapan kami.

”Diperlihatkan kepadaku lailatul qadar. Kemudian aku lupa malam itu. Carilah dalam sepuluh yang akhir pada bilangan ganjil. Sesungguhnya aku melihat, bahwa aku sujud dalam air dan tanah. Barangsiapa biasa iktikaf beserta Rasulullah Saw hendaklah ia kembali,” kata Nabi Muhammad.

Malamnya orang-orang ke masjid untuk iktikaf bersama Nabi. Malam itu tiada sepotong awan pun terlihat di langit.

Tiba-tiba awan segera datang dan hujan turun dengan derasnya sampai air mengalir di atap masjid. Atap masjid terbuat dari pelepah daun kurma.

Kemudian orang iqamah untuk salat. Saya melihat Rasulullah sujud di atas air tanah berlumpur sehingga saya melihat bekas tanah di keningnya.

Kisah lainnya diceritakan oleh Aisyah ra. Katanya, biasanya Nabi Saw iktikaf pada sepuluh akhir bulan Ramadan. Maka saya buatkan untuknya sebuah tenda di masjid. Sesudah salat Subuh, Nabi masuk ke dalam tenda itu.

Kemudian Hafsah minta izin kepada Aisyah untuk membuat tenda juga baginya. Maka dia diberi izin oleh Aisyah. Lalu Hafsah membuatnya. Ketika tenda itu dilihat Zainab binti Jahsy maka dia juga mendirikan tendanya.

Ketika hari telah Subuh, Nabi Saw melihat tenda-tenda yang lain itu. Lalu Nabi bertanya,”Tenda-tenda apa ini?”

Maka bercerita orang tentang tenda-tenda istri Nabi itu. Lalu Nabi berkata,”Apakah baik menurut Anda tenda-tenda itu?”

Lalu Nabi menghentikan iktikaf di bulan itu. Kemudian melakukannya pada sepuluh hari bulan Syawal.

Kisah lainnya diceritakan Aisyah, istri Nabi mengatakan, saat Rasulullah Saw iktikaf di masjid, kadang melongokkan kepalanya ke dalam rumah, tapi Nabi tetap berada di dalam masjid.

(Dari keterangan ini berarti rumah Aisyah menempel satu dinding dengan Masjid Nabawi dan ada lubang penghubung).

Maka kusisirkan rambutnya. Dan biasanya Nabi tidak pernah masuk ke rumah melainkan jika Nabi ada keperluan. Begitulah halnya saat Nabi sedang iktikaf.

Hadis riwayat Ibnu Abbas ra, katanya Nabi Saw berkata, carilah malam qadar itu pada sepuluh yang akhir dari bulan Ramadan. Malam qadar itu berada pada hari ke sembilan, tujuh, atau lima yang akhir dari Ramadan.

Dari keterangan hadis itu maka umat muslim iktikaf pada malam ganjil 21, 23, dan 25 Ramadan.

(Sugeng Purwanto)

Related Articles

Back to top button