Hadis

Mengenal Sosok Abu Hurairah; Periwayat Hadits Terbanyak

Salafusshalih.com — Di antara sahabat Nabi saw. yang terlihat menonjol dalam periwayatan hadis adalah Abu Hurairah ra.. Ia banyak meriwayatkan hadis Nabi saw.. Bernama asli Abdurrahman bin Shakhr Ad-Dausi, tetapi lebih terkenal dengan nama kunyahnya, yaitu Abu Hurairah. Pada masa Jahiliah, namanya Abdus Syams. Beliau dipanggil Abu Hurairah karena kecintaannya terhadap anak kucing.

Abu Hurairah merupakan salah satu sahabat Nabi saw. yang memiliki kedudukan mulia, bukan hanya karena kedekatannya dengan Rasulullah, tetapi juga karena keistimewaan ilmunya. Masa hidupnya bersama Rasulullah terbilang singkat, yaitu sekitar tiga tahun saja ia membersamai Rasulullah. Meski demikian, ia meriwayatkan hadis terbanyak. Jumlahnya tidak kurang dari 5.374 butir hadis.

Bagaimana kisahnya mengenal Islam dan apa rahasianya hingga beliau menjadi perawi hadis terbanyak?

Kehidupan Abu Hurairah

Abu Hurairah lahir di daerah Ad Daus, Yaman, yang  terkenal sebagai daerah yang selalu menentang risalah kenabian hingga datanglah seorang sahabat bernama Thufail bin Amru ad-Dausi, yang pernah bertemu Nabi saw. lalu masuk Islam sebelum Nabi saw. hijrah ke Madinah.

Thufail bin Amru mendakwahkan Islam kepada kaumnya, Ad-Daus. Namun, hanya Abu Hurairah yang menerima dakwahnya. Pada tahun ketujuh Hijriah, Abu Hurairah bertekad memeluk Islam dengan mendatangi Nabi saw. ke Madinah. Sesampainya di Madinah, ia tidak bisa bertemu Rasulullah dan para sahabat secara langsung karena saat itu Rasul dan sahabat sedang berada di medan Perang Khaibar.

Di waktu subuh, Rasulullah  berkumpul dengan para sahabat menunaikan salat Subuh. Saat hendak ke masjid itulah Rasul berjumpa dengan Abu Hurairah. Rasul melihat seseorang yang mempunyai kulit agak gelap, lebar pundaknya, serta memiliki celah di antara dua gigi depannya dan langsung membaiat Rasulullah.

Kemudian, Rasulullah saw. mengatakan, “Dari mana engkau?” Abu Hurairah menjawab, “Aku berasal dari Ad-Daus”, Rasulullah mengatakan, “Sungguh aku dulu tidak menyangka ada kebaikan di Daus.” (HR Ibnu Saad dan Abu Dawud)

Sahabat yang Miskin

Abu Hurairah adalah sahabat Nabi saw. yang miskin. Keputusannya berhijrah dari kampung halamannya di Yaman ke Madinah membuatnya kehilangan harta benda yang ia miliki di Yaman. Kaum muslimin di Madinah menyediakan tempat bagi tamu Allah ini di masjid seraya ia belajar Islam kepada Rasulullah saw..

Ahlu suffah adalah  sebutan bagi mereka yang menghuni Masjid Nabawi. Abu Hurairah merupakan orang yang paling fakih di antara ahlu suffah yang lain karena ia hampir tidak pernah absen dalam mendengarkan Rasullah saat menyampaikan Islam di setiap majelisnya.

Sepanjang hidupnya, Abu Hurairah tidak asing dengan rasa lapar. Ia lebih banyak merasakan kelaparan dibanding perut kenyang. Suatu hari, Rasulullah melihat Abu Hurairah sedang duduk-duduk di jalan. Rasulullah mengetahui bahwa sahabatnya itu sedang kelaparan, lalu Rasulullah memanggil Abu Hurairah untuk datang ke rumahnya. Di dalam rumah Rasulullah terdapat satu bejana susu, lalu Rasul meminta Abu Hurairah memanggil para ahlu suffah.

Mendengar perintah tersebut, Abu Hurairah pergi memanggil ahli suffah sambil berkata dalam hatinya, “Mengapa bukan saya dulu yang diberi minum? Jika telah datang ahlu suffah, maka akan habis susu itu, tetapi biarlah kelaparanku ini tidak menghalangi aku untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya.”

Datanglah ahlu suffah dengan perasaan senang menyambut panggilan Rasul. Begitu mereka duduk, Rasulullah saw. memerintahkan Abu Hurairah untuk menuangkan kepada setiap ahlu suffah susu tersebut sampai semua kenyang. Maka tidak tersisa lagi yang kelaparan pada saat itu kecuali Abu Hurairah dan Rasulullah, kemudian Rasulullah tersenyum sambil melihat bejana susu lalu melihat kepada Abu Hurairah yang kelaparan, “Wahai Abu Hurairah tinggal tersisa aku dan kamu,” Abu Hurairah menjawab, “Benar, wahai Rasulullah!”

Rasulullah berkata, “Minumlah.” Abu Hurairah  pun langsung meminumnya sampai tidak mendapati ruang kosong dalam lambungnya. Setelah ia kenyang, barulah Rasulullah meminum susunya.

Rahasia sang Perawi

Di antara faktor mengapa Abu Hurairah termasuk sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis adalah pertama, intensitas kebersamaannya dengan Rasulullah saw.. Abu Hurairah termasuk sahabat yang bergaul dengan Nabi saw. secara intensif. Bisa kita katakan 24 jam dalam sehari. Ke mana beliau saw. berada, di sanalah Abu Hurairah mengikutinya. Cara ini tidak dilakukan oleh semua sahabat meski mereka setiap hari bertemu dengan Rasulullah saw..

Selain itu, Abu Hurairah termasuk ahlu suffah, tinggal bersama Nabi saw. di Masjid Nabawi, bahkan memakan apa yang Nabi saw. makan. Wajar bila intensitas ini berpengaruh pada banyaknya hadis yang ia riwayatkan.

Kedua, lamanya masa hidup meriwayatkan hadis. Disebutkan bahwa Abu Hurairah hidup lama sepeninggal Rasulullah saw. Beliau tercatat wafat di tahun 57 Hijriah, atau 47 tahun sepeninggal Nabi saw. Kita tahu bahwa masa sepeninggal Nabi saw adalah masa hadis-hadis itu diajarkan dan disampaikan kepada generasi para tabiin.

Ketiga, banyak meriwayatkan hadis dari sahabat Nabi saw. Abu Hurairah juga banyak meriwayatkan hadis dari Abu Bakar, Umar, Utsman, Ubay bin Ka’ab, Utsman bin Za’id, Aisyah dan sahabat lainnya. Faktor inilah yang memengaruhi kuantitas jumlah hadis riwayat Abu Hurairah.

Keempat, penghafal hadis yang mumpuni. Tidak banyak anugerah yang Allah berikan atas kemampuan menghafal dan daya ingat yang kuat pada setiap diri hambanya. Di antara anugerah itu, Allah menghadiahkannya pada Abu Hurairah. Hafalan hadisnya nyaris sempurna.

Marwan bin Hakam pernah menguji tingkat hafalan Abu Hurairah terhadap hadis Nabi. Marwan memintanya untuk menyebutkan beberapa hadis dan sekretaris Marwan mencatatnya. Setahun kemudian, Marwan memanggilnya lagi dan Abu Hurairah pun menyebutkan semua hadis yang pernah ia sampaikan tahun sebelumnya, tanpa tertinggal satu huruf pun.

Abu Hurairah pernah bertanya kepada Rasulullah, “Siapa yang paling senang mendapat syafaatmu nanti, wahai Rasulullah?” Rasulullah mengatakan, “Sudah kuduga bahwa engkau yang akan menanyakan hal ini, wahai Abu Hurairah, saat aku melihat semangat atas hadis.” (HR Bukhari)

Beliau pernah berkata, “Aku membagi malamku tiga bagian pertama untuk membaca Al-Qur’an, sebagian lain untuk tidur, sebagian lagi untuk mengulang hafalan hadisku.” (Tarikh Dimasyq, 67 /362)

Khatimah

Abu Hurairah telah mengukuhkan diri sebagai perawi hadis Nabi yang tepercaya. Kemiskinannya tidak menyurutkan langkahnya untuk menimba ilmu dari Rasullah saw. Ia mendapat kedudukan mulia karena kepiawaiannya dalam mengajarkan ilmu dan meriwayatkan hadis Nabi saw..

Diriwayatkan dari Nafi’ rahimahullah bahwa saat Abu Hurairah wafat, ia dan Ibnu Umar ra. ikut mengiringi jenazah, dan Ibnu Umar tidak lepas mendoakan Abu Hurairah, lalu ia berkata, “Orang ini adalah orang yang paling hafal hadis Rasulullah saw..“ (Thabaqat Ibnu Saad, 4/253).

(Redaksi)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button