Hubbul Wathan

Menjadi Bestie Salehah Yang Siap Membela NKRI

Salafusshalih.com – Hijrah untuk berpindah menjadi pribadi yang lebih baik adalah kewajiban yang dilakukan oleh setiap muslim, baik laki-laki ataupun perempuan. Kalimat sederhana itu, tercantum dalam sebuah hadis yang berbunyi:

Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”

Salah satu alasan berproses untuk terus menjadi lebih baik adalah support system. Hal itu bisa berupa dari hubungan yang kita bangun, mulai dari keluarga, teman bahkan sahabat yang bisa membawa kita untuk terus berbuat baik. Tidak heran, sebutan bestie yang cukup viral dalam sebuah pertemanan, juga bisa kita aplikasikan dan bangun dalam bingkai relasi Islami dan bisa mengantarkan untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang lebih luas.

Mencari bestie salihah dalam proses hijrah wajib untuk dilakukan serta harus mampu, memahami wacana keagamaan dalam berbagai spektrum yang cukup banyak. Makanya, dalam proses hijrah itu, kita perlu terbuka secara pemikiran dan tindakan untuk membaca setiap pengalaman kehidupan dan fase belajar. Untuk itu, memahami wacana keislaman tidak melulu soal pemahaman yang itu-itu saja. Fanatisme terhadap kelompok yang kita ikuti, harus ditopang dengan keterbukaan untuk menerima informasi dan membaca dari luar. Jangan sampai, terjebak sama gerakan hijrah yang berdalih kepada Islam, lalu mengajak untuk melawan NKRI hanya karena tidak ada kata Islamnya sama sekali. Apa tantangannya untuk menuju kesana? Salah satu hal yang perlu kita upayakan adalah mencari teman dan lingkungan yang mendukung proses itu. Bagaimana seharusnya menemukan bestie salihah yang membawa kita pada jalan kebaikan?

Radikalisme dan terorisme benar-benar dilakukan oleh umat Islam

Perlu kita ketahui bahwa, radikalisme dan terorisme memang benar-benar ada dan dilakukan oleh umat Islam. Serangan 11 September 2001 di Washington, Amerika Serikat lalu, benar-benar dilakukan oleh kelompok jihadis yang mengatasnamakan Islam. Kelompok itu adalah al-Qaeda. Ia merupakan kelompok teroris yang didirikan oleh Osama bin Laden. Bagi mereka, kekerasan yang dilakukan atas nama Iman (percaya sama Allah) merupakan hal yang benar untuk dilakukan. Makanya bagi al-Qaeda, membunuh orang-orang yang tidak iman kepada Allah adalah jihad dan mendapatkan syurga. Bisakah kita setuju dengan pemahaman ini?

Membaca kasus teroris, kita berusaha keras untuk masuk pemahaman yang mereka miliki. Islam dipahami sebagai agama yang keras dan jahat oleh orang lain, karena perilaku yang ditampilkan oleh umat Islam, bukan karena baratnya. Makanya kita tidak perlu alergi dengan apapun yang berasal dari Barat. Sebab Islam dan Barat sama-sama saling membutuhkan satu sama lain.

Lalu, bagaimana radikalisme? Radikalisme terbukti ada pada tubuh umat Islam. Salah satunya pada gerakan-gerakan hijrah yang anti NKRI dan menolak Pancasila, adalah bukti radikalisme itu ada. Apakah kita menjadi anak muda yang begitu? Jawabannya kitalah yang tahu.

Generasi muslimah tidak anti Pancasila

Kembali ke Islam, bukan berarti meninggalkan semua hal yang tidak Islam. Terutama soal konsep kenegaraan yang tidak ada kata Islamnya. Pancasila memang tidak ada kata Islamnya, namun esensi dari Pancasila adalah esensi Islam yang berkenaan dengan ketuhanan, kemanusiaan, keadilan, dan kesejahteraan. Jika kita memahami lebih luas isi Pancasila, tentu kita memahami makna Islam tidak terbatas pada label semata. Lebih itu, ia menjadi nilai juang dan pondasi gerakan Indonesia yang dilakukan. Sampai pada penjelasan ini, masihkah kita keukeuh untuk menegakkan khilafah di Indonesia karena tidak berlabel Islam.

Makanya, perlu kepribadian yang harus kita punya untuk menjadi bestie salihah bagi setiap teman kita yang sedang hijrah, tanpa stigma dan bersama-sama terus belajar serta tidak menstigma diri sendiri dan orang lain. Bestie salihah tidak anti NKRI, tidak anti Pancasila, akan tetapi justru berlomba-lomba untuk menunjukkan kecintaan terhadap Indonesia dengan menjaga nilai dan merawat kebhinekaan serta tidak menciptakan perpecahan antara yang satu dengan yang lain. Bisakah kita mencari dan menemukan bestie semacam itu? jangan sampai kita terperangkap dalam hubungan perbestie-an yang menjadikan kita benci terhadap NKRI. Menganggap bahwa Indonesia adalah negara jahiliyah dan ikut berlomba-lomba mendirikan negara khilafah. Na’udzubillah!

(Muallifah)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button