Mujadalah

Benarkah Salafi-Wahabi Adalah Firqah Nabawiyah? Salah!

Salafusshalih.com – Al Firqah An Najiyah adalah kelompok yang disebutkan oleh Rasulullah saw sebagai kelompok yang selamat. Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah saw menyampaikan bahwa umat Islam kelak akan pecah menjadi 73 golongan. Dari ke 73 tersebut, semuanya akan masuk neraka, kecuali satu golongan yang akan masuk Surga. Sebab itu, satu kelompok ini disebut dengan al Firqah An Najiyah, artinya kelompok yang selamat dari masuk neraka.

Berangkat dari sabda Rasulullah saw ini banyak kelompok Islam mengaku dirinya yang dimaksud al Firqah an Najiyah. Begitu juga Salafi Wahhabi, mereka mengaku dirinya sebagai kelompok yang selamat dan yang lainnya sesat atau masuk neraka. Bahkan Muhammad bin Jamil Zainu, salah satu tokoh Salafi Wahhabi, menulis buku tentang al Firqah an Najiyah tersebut dengan judul “Manhaj al Firqah an Najiyah” dan memasukkan konsep-konsep aqidah versi Salafi Wahhabi sebagai ciri-ciri kelompok yang selamat itu.

Istilah tersebut belakangan ini didengungkan kembali oleh Salafi Wahhabi ketika sadar seluruh kelompok pecahan dalam Islam mengkritisi tajam terhadapnya. Lalu ia menganggap dan meyakini dirinya sebagai satu golongan yang tidak sama dengan golongan yang lain, dan kelak dijanjikan oleh Allah swt sebagai kelompok yang akan masuk Surga.

Apakah Salafi Wahhabi telah memenuhi kriteria kelompok An Najiyah tersebut ?

Mengaku sebagai al Firqah an Najiyah tidak cukup hanya perpedoman kepada satu hadits saja, apalagi hanya berdasar prasangka tanpa ada data-data. Tetapi perlu juga mempertimbangkan bunyi hadits-hadits yang lain. Bunyi hadits tentang perpecahan umat Islam tidak hanya ada satu saja, tetapi ada banyak bentuk yang itu juga memberikan indikasi ciri-ciri al Firqah an Najiyah. Misal riwayat dari Auf bin Malik ra, dengan bunyi redaksi:

Baca Juga  Menelisik Kembali Sejarah Pancasila yang Terlupakan

لَتَفْتَرِقَنَّ أُمَّتِي عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ  مَنْ هُمْ ؟ قَالَ الْجَمَاعَةُ

Artinya: “Sungguh umatku akan pecah menjadi 73 golongan, satu golongan masuk surga dan 72 masuk neraka. Lalu Rasulullah saw ditanya, siapa satu golongan itu ? Rasulullah saw menjawab: Al Jama’ah” (HR. Ibn Majah)

Dari riwayat ini, kelompok yang selamat itu adalah al Jama’ah. Tidak banyak ulama’ menafsirkan tentang maksud al Jama’ah dalam sabda Rasulullah saw ini. Tetapi menurut banyak ulama’, kata al Jama’ah dalam hadits ini ada kaitannya dengan hadits lain, yaitu tentang as sawadul a’dzom. Dalam salah satu hadits, Rasulullah saw bersabda:

إِنَّ أُمَّتِي لاَ تَجْتَمِعُ عَلَى ضَلاَلَةٍ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُ اخْتِلاَفًا فَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ الأَعْظَمِ

Artinya: “Sesungguhnya umatku tidak akan berkumpul dalam kesesatan, jika kalian melihat perbedaan, maka peganglah yang paling banyak” (HR. Ibn Majah)

Dalam penafsiran ini, kata al Jama’ah yang dimaksud adalah As Sawadul A’dzom, yaitu kelompok yang besar dalam pecahan umat Islam.

Hadits lain yang diriwayatkan Ibn Umar ra dan Anas bin Malik ra berbunyi:

وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوْا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِيْ

Artinya: “Umatku akan pecah kepada 73 golongan, semua masuk neraka kecuali satu golongan. Lalu para sahabat bertanya, siapa dia ya Rasulallah ? Lalu Rasulullah saw menjawab: Apa yang aku dan sahabatku lakukan hari ini” (HR. At Tirmidzi)

Berdasarkan hadits ini, ciri-ciri kelompok yang selamat dari siksa neraka yaitu kelompok orang yang mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah saw dan para sahabatnya. Menurut sebagian tafsir, orang-orang yang mengikuti Rasulullah saw dan para sahabatnya itulah al Jama’ah, kelompok yang paling banyak diikuti umat Islam. Sehingga hadits ini memiliki pemahaman yang sama dengan hadits sebelumnya.

Baca Juga  Pendidikan Indonesia Tidak Butuh Khilafah

Nah, dari hal ini dapat diketahui bahwa kelompok yang selamat atau al Firqah an Najiyah itu adalah kelompok yang memiliki ciri bersama-sama dan terbanyak diikuti umat Islam, bukan kelompok minoritas.

Pertanyaannya, Apakah Salafi Wahhabi adalah kelompok yang terbanyak ?

Jawabannya tentu “Tidak”, karena sejak masa ulama’ Salaf, aqidah dan amaliyah umat Islam lebih banyak mengikuti aqidah dan amaliyah sebagaimana dirumuskan oleh al Imam Abu Hasan al Asy’ari dan al Imam Abu Mantsur al Maturidi.

(Redaksi)

Related Articles

Back to top button