Ulul Amri

Meneladani Tjokro Dalam Berislam, Bersosial, dan Bernegara

Salafusshalih.com – Pada beberapa hari yang lalu Partai NasDem mengadakan diskusi film Tjokroaminoto. Film ini menceriakan seputar tentang jejak hidup Tjokro yang nilai-nilainya masih diperjuangkan sampai detik ini.

Ada beberapa nilai yang diperjuangkan oleh Tjokro, yaitu Islam, Sosialisme, dan Nasionalisme. Ketiga ideologi ini merupakan tiga serangkai yang tidak dapat dipisahkan. Karena, agama dan negara bagaikan dua sisi mata uang yang saling menyatu.

Melihat tiga serangkai ideologi Tjokro ini, saya tertarik membahas bagian yang pertama, yaitu Islam. Keislaman Tjokro berkutat pada dua hal: hijrah dan iqra’ (membaca). Dua hal ini yang benar-benar diperjuangkan oleh Tjokro dan saya melihat dua ini masih relevan dibahas pada zaman mutakhir sekarang.

Hijrah itu, bagi Tjokro, mengubah kemungkaran dengan kemakrufan. Tjokro melihat kemungkaran itu dengan kekerasan terhadap siapapun. Kekerasan itu bukan ajaran yang dibenarkan dalam agama. Karena itu, tidak dibenarkan hijrah yang membenarkan aksi-aksi terorisme. Sebab, terorisme itu, bagaimanapun alasannya, tetaplah kejahatan yang tidak dapat diterima.

Hijrah yang dipahami Tjokro sesuai dengan apa yang dipahami dalam Islam. Islam adalah agama yang memerintahkan siapapun, lebih-lebih pemeluknya, melakukan kemakrufan, dan mencegah kemungkaran. Kejahatan terorisme tetap harus dipertegas bukan sebagai hijrah yang bisa dibenarkan.

Hijrah yang tidak dibenarkan jika menjadikan hijrah ke arah yang tidak baik. Hijrah yang tidak dibenarkan jika orang itu hanya merasa paling benar. Sehingga dengannya, ia gemar mengkafirkan orang lain yang tidak sepemikiran atau sekeyakinan. Jika mereka tidak puas, mereka melakukan kejahatan terorisme.

Hijrah yang keliru itu disebabkan oleh pembacaan yang salah. Makanya, Tjokro itu menekankan membaca literatur yang mengantarkan seseorang punya sifat sosial yang tinggi dan nilai-nilai nasionalis yang membumi. Pembacaan yang benar akan mengantarkan akan arif dalam berbuat. Jika tidak, maka ia akan tersesat dalam hijrah yang mungkar itu.

Sebagai penutup, penting meneladani jejak hidup Tjokro yang dapat memadukan tiga ideologi yang berkaitan: Islam, Sosialisme, dan Nasionalisme. Agar bangsa ini berhenti mempertentangkan antara agama dan negara.

(Khalilullah)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button