Momentum Propaganda HTI: Muharam
Salafusshalih.com – Tahun baru Islam 1445 H sudah tiba. Tidak seperti tahun baru Masehi yang disemarakkan dengan kembang api di seluruh penjuru dunia, tahun baru Hijriah justru disambut oleh semarak propaganda.
Adalah Hizbut Tahrir yang menjadikan tahun baru Hijriah, terutama bulan Muharam ini, sebagai momentum propaganda khilafah. Mereka menggelar acara tentang rekonstruksi sistem politik, ekonomi, dan keagamaan, yang tujuan semua itu ialah mendiseminasi ideologinya.
Perlu disinggung kembali, Hizbut Tahrir (HT) adalah organisasi politik internasional yang mendukung ideologi khilafah. Khilafah yang dimaksud tentu saja dalam perspektif mereka, bukan konsensus umat Islam global. Mereka berusaha untuk mendirikan khilafah di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Mereka punya website, namanya Muslimah News. Mereka punya kanal YouTube: Khilafah Channel Reborn. Mereka juga punya yayasan pendidikan formal: SDIT, SMPIT, dan SMAIT Insantama.
Hubungan antara Hizbut Tahrir dan bulan Muharam sendiri, sebenarnya, tidaklah eksklusif atau spesifik. Bulan Muharam, sebagai bulan haram dalam Islam, memiliki makna penting bagi umat Muslim di seluruh dunia.
Masyarakat Muslim secara umum menggunakan bulan ini untuk berintrospeksi, memperdalam ibadah, dan memperingati peristiwa penting dalam sejarah Islam, termasuk peristiwa Asyura yang terjadi pada tanggal 10 Muharam—sepekan lagi.
Namun, banyak dijumpai hari ini dalam berbagai platform, HTI mencoba memanfaatkan momen Muharam untuk menyebarkan propaganda mereka. Mereka menggunakan narasi dan retorika yang terkait dengan peristiwa Asyura, untuk memperkuat argumen mereka dalam mempromosikan ideologi khilafah.
Mereka juga mendesak umat untuk memulai tahun baru Hijriah dengan spirit anti-kapitalisme, lalu bersama dan bersatu menegakkan khilafah.
Propaganda HTI yang kontroversial jelas berbahaya bagi NKRI. Adapun relasi antara Hizbut Tahrir dan Muharam ialah, bulan ini dijadikan momentum menyebarkan propaganda mereka kepada umat Muslim. Bulan Muharam yang notabene momen bagi seluruh umat untuk merenungkan makna kehidupan, meningkatkan ibadah, dan memperdalam Islam, malah dimanfaatkan untuk penyebaran propaganda.
Alih-alih sebagai momentum upgrade diri secara wawasan dan keterampilan, Muharam malah menjadi sasaran diseminasi pesan radikal. Caranya halus sekali. Hampir tidak terdeteksi kalau itu digelar oleh para aktivis HTI. Bulan Muharam betul-betul dimanfaatkan dengan cerdik untuk mencapai tujuan mereka. Lalu, apa saja tantangan propaganda Muharam yang dimaksud? Paling sedikit ada tiga hal.
Pertama, penyebaran propaganda online. Platform media sosial, blog, forum, dan pesan instan menjadi alat utama bagi mereka untuk menyebarkan propaganda ke-HTI-an.
Kedua, rekrutmen dan iming-iming. Muharam dipakai untuk memengaruhi umat masuk ke lingkaran pendukung khilafah. Narasinya dikemas melalui retorika agama; keadilan social, kemerataan ekonomi, kekuatan politik, dan yang paling santer ialah kejayaan Islam.
Ketiga, memanfaatkan tradisi dan simbol. Propaganda Hizbut Tahrir menggunakan narasi yang merujuk pada peristiwa sejarah dan tokoh-tokoh penting dalam Islam, sehingga mereka dapat memberikan kesan legitimasi pada propaganda mereka. Misalnya, kehebatan Al-Fatih menaklukkan Konstantinopel—narasi yang terus berulang di kalangan HTI sebagai simbol kehebatan Islam di masa lalu.
Lalu apa saja yang bisa kita lakukan? Kita yang dimaksud di sini mencakup pemerintah, platform media sosial, dan masyarakat luas. Jadi, ihwal kita mesti melakukan apa saja, sedikitnya ada tiga langkah.
Pertama, kolaborasi dengan platform media sosial. Ini penting untuk menghapus konten akitivis HTI dan akun-akun yang terkait dengan propagandanya. Peningkatan moderasi dan teknologi deteksi otomatis juga harus diterapkan untuk mengatasi penyebaran propaganda secara cepat dan efektif.
Kedua, edukasi kesadaran umat. Umat Islam wajib lebih kritis terhadap informasi yang mereka terima, terutama di era digital yang serba cepat ini. Program edukasi dan kesadaran membantu mengidentifikasi dan melawan propaganda itu sendiri.
Ketiga, konten kontra-narasi. Ini menyoroti nilai-nilai kehidupan wasatiah; esensi Islam yang dapat membantu melawan propaganda, juga membantu menggeser perhatian dan minat potensial rekrutan dari kelompok-kelompok transnasionalis HTI.
Melalui kerja sama lintas pihak, propaganda khilafah di bulan Muharam dapat dihadapi secara efektif. Melalui upaya bersama, kita dapat membangun masyarakat yang tahan terhadap doktrin transnasional HTI. Jika tidak demikian, maka sepanjang tahun 1445 Hijriah ini akan jadi momentum propaganda.
Melihat fakta tersebut, sikap tegas perlu segera diambil. Terus pantau platform media sosial Hizbut Tahrir, lalu buatkan laporan aktual mengenai propaganda-propaganda mereka.
(Redaksi)