Ulul Amri

Setelah Menghormati Pemimpin, Bolehkah Mengkritiknya?

Salafusshalih.com – Baru-baru ini jagat media sosial dihebohkan dengan argumentasi pengamat politik (atau yang lebih akrab dikenal sebagai filosof) Rocky Gerung yang mengatakan Presiden Jokowi sebagai bajingan yang tolol. Sebutan ini menghadirkan tafsiran-tafsiran yang beragam. Ada yang menyebut Rocky Gerung telah menghina Presiden Jokowi. Ada juga yang berkata bahwa statemen Rocky Gerung itu adalah hal yang wajar, karena bisa jadi itu bagian dari cara dia mengkritik Presiden.

Terlepas dari pro-kontra statemen Rocky Gerung tentang Presiden Jokowi, penting dibahas, pentingkah menghormati pemimpin (atau Presiden)? Lalu, bagaimana cara menghormati pemimpin dengan benar? Apakah dengan memujinya, meski dia keliru? Atau mengkritiknya jika dia salah? Pertanyaan-pertanyaan ini penting dijawab agar tidak terjebak dalam sikap yang keliru dalam menghormati pemimpin.

Islam menekankan pentingnya menghormati pemimpin. Menghormati pemimpin ini termasuk bagian dari ketaatan kepada perintah Allah. Disebutkan dalam Al-Qur’an surah an-Nisa’ ayat 59, “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan ulil amri di antara kamu.” Ulil amri dalam ayat ini merujuk pada pemimpin atau otoritas yang bertanggung jawab atas pemerintahan. Ketika Allah memerintahkan untuk mentaati ulil amri, ini mencerminkan pentingnya menghormati dan patuh kepada pemimpin yang sah.

Penting untuk diingat bahwa menghormati pemimpin tidak berarti mendukung atau mentolerir tindakan yang melanggar prinsip-prinsip agama atau hak asasi manusia. Dalam Islam, bila pemimpin mengarahkan umatnya menuju ketidakadilan atau kesalahan, umat tetap memiliki tanggung jawab untuk mengkritik dengan cara yang sopan dan konstruktif. Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an surah al-Hujurat ayat 6, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti.” (Q.S. Al-Hujurat: 6).

Maka, berdasarkan pesan yang disinggung dari ayat tadi, menghormati pemimpin hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang bijaksana. Jika pemimpin itu melakukan tindakan yang keliru dalam kebijaksanaannya, maka kita sebagai rakyat hendaknya memberikan kritik yang konstruktif sehingga pemimpin itu memperbaikinya kesalahannya. Kritik yang konstruktif adalah kritik yang memberikan solusi, bukan hanya menghina.

Memberikan masukan atau kritik terhadap pemimpin itu adalah perbuatan yang baik. Karena, diharapkan pemimpin dapat menghadirkan negara yang berkemajuan, berkeadilan, dan bersatu di tengah perbedaan. Negara yang maju akan melahirkan bangsa-bangsa yang berkualitas dan berilmu.

Sebagai penutup, statemen Rocky Gerung tentang Presiden Jokowi hendaknya dikaji ulang. Benarkah dia menghina Presiden? Ataukah dia memberikan kritik kepada Presiden untuk menjaga keutuhan negara ini? Tidak perlu debat kusir, tapi penting disikapi dengan diskusi langsung dengan Rocky Gerung.

(Khalilullah)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button