Al Qur'an

Al Quran dalam Penyembuhan: Mengobati Penyakit Lahir dan Batin

Salafusshalih.com – Sepanjang pengetahuan sampai saat ini, Al-Qur’an merupakan kalamullah yang dijadikan sebagai sumber pedoman dalam kehidupan manusia. Keagungan dan kedalaman maknanya selalu relevan sepanjang masa.

Salah satu mukjizat Al-Qur’an yang bisa umat manusia rasakan adalah seluruh isinya memiliki potensi menyembuhkan atau penawar bagi rasa sakit, baik penawar untuk sakit fisik maupun psikis.

Sebagai makhluk Allah, manusia tidak dapat terlepas dari keadaan sehat dan sakit, karena kedua keadaan itu merupakan kuasa Ilahi yang sudah menjadi bagian dari ketetapan-Nya.

Al-Qur’an akan menjadi obat bagi penyakit yang diderita selagi manusia mau mengamalkannya dengan penuh keyakinan, yang tentunya mengharap kesembuhan dari Allah dengan perantara Al-Qur’an itu sendiri. Seperti halnya pada kisah Nabi Muhammad Saw. dan sahabat yang pernah menyembuhkan orang sakit dengan lantaran surah Al-Fatihah.

Secara teks, surah Al-Fatihah tidak ada kaitannya dengan penyakit, namun secara konteks ayat ayat itu memberikan pengaruh kepada manusia, baik secara lahir maupun batin. Hal ini sejalan dengan kandungan utama dalam surah Al-Fatihah yang mengulas bahwa Allah satu-satunya Dzat yang disembah dan pemelihara alam semesta, serta pengabul doa para hamba-Nya dengan segala kasih sayang-Nya.

Sebagaimana pada salah satu ayat Al-Qur’an yang memaparkan bahwa tujuan diturunkannya Al-Qur’an ialah sebagai penawar (obat), yang tercantum pada QS. Al-Isra [17]: 82 sebagai berikut:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا ۝٨٢

Wa nunazzilu minal-qur’âni mâ huwa syifâ’uw wa raḫmatul lil-mu’minîna wa lâ yazîdudh-dhâlimîna illâ khasârâ

“Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian”.

Dalam tafsir Al-Qurthubi Jilid 10, makna kata “penawar” pada ayat di atas terbagi menjadi dua pendapat. Pertama, penawar bagi hati yang ditandai dengan hilangnya kebodohan dan keraguan, sehingga terbukanya penutup hati dari penyakit kebodohan ini. Selain itu menjadi lebih terbuka akan pemahaman mengenai mukjizat dan perkara-perkara yang menunjukkan esensi Allah Swt.

Kedua, penawar diartikan sebagai kesembuhan dari berbagai penyakit lahir dengan cara ruqyah, ta’awudz, dan semacamnya.

Kemudian dalam tafsir Al-Azhar Jilid 6 menegaskan bahwa banyak penyakit yang bisa disembuhkan dengan Al-Qur’an dan banyak penyakit yang menyerang jiwa manusia bisa disembuhkan dengan Al-Qur’an.

Penyakit jiwa yang disebutkan antara lain kesombongan, hasad atau dengki, putus asa, malas, bodoh, tamak, dan sebagainya. Disebutkan juga bahwa penyakit badan pun bisa disembuhkan dengan Al-Qur’an dan menurut pendapat ilmu tabib modern penyakit badan bisa berasal dari sakit jiwa. Oleh karena itu, muncullah pengobatan psichosomatik.

Pengobatan tersebut mengobati penyakit fisik dengan terlebih dahulu mengobati gangguan pada jiwa. Dilanjut penuturan dari ahli  psichosomatik, Prof. Dr. Aulia berpendapat bahwa betapa besar pengaruh tauhid yang didalamnya mengandung nilai-nilai ikhlas, sabar, Ridha, tawakal, dan taubat.

Apabila seseorang benar-benar mengamalkan ajaran agamanya, maka pengaruh tauhid tadi dapat dirasakan mengobati sakit jiwa. Selain itu dianjurkan pengobatan dengan doa dan ibadah sesuai keyakinan untuk taat dalam agama.

Pemaparan di atas dapat kita pahami bahwasanya selain berobat ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit, dianjurkan pula berobat dengan perantara Al-Qur’an.

Ayat-ayat yang terkandung di dalamnya memiliki pengaruh pada kesehatan, baik kesehatan fisik maupun psikis. Termasuk ruqyah menjadi salah satu teknik pengobatan yang menggunakan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an. Peran Al-Qur’an di sini membantu manusia menetralkan diri dari segala permasalahan hidup, terutama penyembuhan penyakit yang melanda manusia itu sendiri.

Dengan kuasa dan kasih sayang-Nya, Allah menyembuhkan segala penyakit hamba-hamba-Nya. Asalkan dengan penuh keyakinan pada Allah Swt., melalui perantara Al-Qur’an proses penyembuhan segala penyakit akan mudah diperoleh. Hal ini menjadi bagian kepercayaan terhadap kuasa Allah dari cara manusia memohon pertolongan dan rahmat berupa kesembuhan.

Wallahu a’lam bi ash-shawab.

(Asri Mei Pratiwi)

Related Articles

Back to top button