Kunci Kejayaan Umat: Al Quran Menyeru Persatuan, Menolak Perpecahan

Salafusshalih.com – Salah satu sikap mulia dalam Islam adalah menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat memicu permusuhan dan perpecahan. Perpecahan hanya akan melemahkan umat Islam, bahkan Allah Ta’ala mencela perselisihan yang berujung pada perpecahan.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Ali ‘Imran 103:
وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai. Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa jahiliah) kamu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan nikmat-Nya kamu menjadi bersaudara. Padahal dahulu kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya agar kamu mendapat petunjuk.”
Ayat ini mengandung dua poin penting:
- Perintah Allah kepada umat Islam untuk menjaga persatuan di atas landasan wahyu.
- Larangan terhadap segala bentuk perselisihan yang mengarah pada permusuhan dan perpecahan.
Al-Qur’an dan Pembangunan Peradaban
Salah satu ciri peradaban maju adalah adanya toleransi, sikap saling menghargai perbedaan, dan kasih sayang terhadap sesama manusia. Islam mengajarkan toleransi keumatan, yaitu sikap saling menghormati antarumat beragama tanpa mengorbankan prinsip-prinsip keimanan kepada Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang wajib disembah.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Kafirun 6:
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِين
Artinya: “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
Ayat ini dipertegas lagi dalam Al-An’am 108:
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya: “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.”
Rasulullah ﷺ memperkenalkan peradaban Islam yang berbasis akhlak mulia. Beliau bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (H.R. Al-Baihaqi)
Esensi ajaran Islam adalah berakhlak karimah, baik kepada Allah, Rasul-Nya, maupun kepada semua makhluk di alam semesta.
Perselisihan dan Perpecahan Melemahkan Bangsa
Mengapa umat Islam dilarang berpecah belah? Sebab, perpecahan hanya akan melemahkan sendi-sendi kehidupan manusia dan merugikan umat itu sendiri. Lemahnya ekonomi, meningkatnya kemiskinan, serta berbagai masalah sosial lainnya adalah dampak dari perpecahan.
Allah telah memperingatkan dalam An-Nisa 9:
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraannya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar.”
Oleh karena itu, perpecahan hanya mendatangkan kesengsaraan, sedangkan persatuan yang berlandaskan ketakwaan kepada Allah akan mendatangkan rahmat dan ridha-Nya.
Sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ
Artinya: “Sesungguhnya Allah meridai tiga hal dan membenci tiga hal bagi kalian. Dia meridai kalian untuk menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, serta berpegang teguh kepada tali Allah dan tidak berpecah belah. Dia pun membenci tiga hal bagi kalian: membicarakan sesuatu tanpa dasar yang jelas, banyak bertanya (yang tidak bermanfaat), dan menyia-nyiakan harta.” (H.R. Muslim, No. 1715)
Kesimpulan
Islam menekankan pentingnya persatuan dan menghindari perpecahan, karena perpecahan hanya membawa kelemahan bagi umat. Dengan menjaga persaudaraan, saling menghormati, dan menjunjung tinggi akhlak mulia, umat Islam akan menjadi kuat dan diberkahi oleh Allah Ta’ala. Wallahualambisawab.
(Ridwan Ma’ruf)