Memaafkan: Jalan Lurus Menuju Kedewasaan Jiwa

Salafusshalih.com – Dalam Kamus Al-Qur’an Jilid 2, hlm. 756 karya Ar-Raghib Al-Asfahani, disebutkan bahwa asal kata “maaf” dalam bahasa Arab adalah al-‘afwu (العفو), yang berarti “orang yang mudah memberi maaf”.
Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah Al-A’raf ayat 199:
خُذِ ٱلْعَفْوَ وَأْمُرْ بِٱلْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْجَٰهِلِين
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.”
Ayat di atas mengandung pesan agung sebagai dasar dalam bergaul dengan sesama manusia. Memang tidak mudah memberikan maaf kepada orang yang telah melukai batin kita. Namun, Allah Swt. menyediakan balasan kebaikan bagi mereka yang mudah memaafkan. Di antaranya:
1. Dimuliakan Allah di Dunia dan Akhirat
Memberi maaf bukan berarti merendahkan diri, melainkan justru dimuliakan dan diangkat derajatnya oleh Allah. Rasulullah Saw. bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ. (رواه مسلم)
“Dari Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. bersabda, “Sedekah tidak akan mengurangi harta. Allah tidak menambah seorang hamba dengan memberi maaf kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah, kecuali Allah akan meninggikannya.” (H.R. Muslim)
2. Meningkatkan Imunitas Fisik dan Mental
Penyakit fisik seperti stroke, diabetes, dan serangan jantung bisa dipicu oleh faktor psikis seperti rasa bersalah, kecemasan, dan kesedihan mendalam.
Islam mengajarkan bahwa memaafkan adalah jalan menuju kedamaian batin. Sebagian ulama mengatakan:
خُذِ الْعَفْوَ أي ما عفا وسهل وتيسر من أخلاق الناس
“Ambillah sikap memaafkan, yaitu menerima apa yang mudah dan lapang dari akhlak manusia.”
3. Allah Mencintai Orang yang Pemaaf
Hal ini ditegaskan dalam Surah Ali Imran ayat 134:
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarah serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Karena Allah mencintai sifat pemaaf, maka marilah kita semua berusaha menjadi pribadi yang lapang dada dalam memaafkan.
(Ridwan Ma’ruf)