Refleksi Hari Ulang Tahun: Umur Bertambah Atau Berkurang?
Salafusshalih.com – Setiap tanggal tertentu, kita sering mendengar ucapan, “Selamat hari ulang tahun,” kepada seseorang. Ucapan itu datang dari sahabat, handai tolan, teman-teman, anak-cucu, hingga orang-orang yang pernah dikenal maupun yang belum pernah dikenal. Segala doa dan harapan pun mengalir disampaikan.
Sebagai balasan, ucapan terima kasih dan doa dari yang berulang tahun juga ikut dilontarkan.
Namun, di balik ucapan dan doa itu, muncul sebuah renungan di hati orang yang berulang tahun: apakah ini berarti bertambah umur atau justru berkurang umur?
Memang, secara nominal, bilangan umur kita bertambah. Namun sejatinya, secara absolut, umur kita pasti berkurang.
Dalil-Dalil
Pernyataan pasti ini berdasarkan fakta dan dalil, sebagaimana firman Allah Swt.:
“Kullu nafsin żā`iqatul-maut.” Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. (Ali ‘Imran [3]: 185)
Kematian adalah milik semua makhluk Allah; tidak memandang jabatan, status sosial, maupun kekayaan.
Para guru, saudara, teman, dan handai tolan sudah banyak yang mendahului kita. Lalu, kapan giliran kita?
Misteri kematian tidak ada yang tahu, kecuali Allah semata.
Ibarat Pepatah
“Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.”
Legacy atau warisan seseorang tergantung pada amal salehnya. Amalan yang bermanfaat akan terus diingat orang.
Pertanyaannya: sudahkah kita menanamkan amal saleh yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat?
Mari kita isi sisa-sisa umur kita dengan kebaikan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
Penutup
Ucapan ulang tahun seharusnya menjadi refleksi diri bahwa umur kita sejatinya pasti berkurang.
Mari berbuat baik untuk mengisi kehidupan ini, sebagai simpanan yang berarti bagi kehidupan yang akan datang.
(dr. Mohamad Isa, Sp.P.)