Rezeki Hak Allah, Jangan Cemari dengan yang Haram!

Salafusshalih.com – Rezeki adalah ketetapan Allah. Tidak ada seorang pun yang dapat menambah atau mengurangi jatah rezekinya di luar kehendak-Nya. Sebanyak apa pun usaha yang kita lakukan, jika tidak disertai keberkahan, maka hanya akan menjadi fatamorgana yang menipu. Sebaliknya, sedikit tetapi halal akan membawa ketenangan dan kebahagiaan sejati.
Allah SWT berfirman:
وَفِي ٱلسَّمَآءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ
“Dan di langit terdapat rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu.”
(Az-Zariyat: 22)
Ayat ini menegaskan bahwa rezeki telah ditentukan oleh Allah, sehingga tidak perlu mencarinya dengan cara yang haram.
Haramnya Rezeki yang Kotor dan Dampaknya di Akhirat
Banyak orang tergoda mengambil jalan pintas demi kekayaan, tanpa peduli halal dan haramnya. Padahal, harta haram hanya akan membawa kesengsaraan.
Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq Radiallahuanhu, ia berkata:
مَنْ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنَ السُّحْتِ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ
“Siapa yang dagingnya tumbuh dari pekerjaan yang tidak halal, maka neraka pantas untuknya.” (H.R. Ibnu Hibban 11: 315, Al Hakim dalam Mustadraknya 4: 141. Sahih menurut Syekh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 4519)
Hadis ini mengingatkan bahwa setiap suapan haram yang masuk ke tubuh akan menjadi bahan bakar neraka kelak di akhirat.
Rezeki yang Berkah
Islam mengajarkan bahwa bekerja mencari nafkah adalah bagian dari ibadah. Namun, harus dilakukan dengan cara yang benar.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ
“Tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, kecuali Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik bagimu.” (H.R. Ahmad 5: 363, dinilai sahih oleh Al-Albani dalam Sahih Al-Jami’ No. 1084)
Jika kita bersabar dalam meninggalkan yang haram, Allah akan mengganti dengan rezeki yang lebih baik dan penuh keberkahan.
Harta yang Halal, Hidup yang Tenang
Jangan sampai karena tergiur nikmat dunia yang fana, kita menukar kebahagiaan abadi di akhirat. Hidup di dunia hanya sebentar, sementara pertanggungjawaban di akhirat bisa berlangsung ribuan tahun.
Allah berfirman:
وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (Al-Hadid: 20)
Kesimpulan
Harta yang halal mendatangkan ketenangan, sedangkan yang haram hanya membawa kebinasaan. Tawakal kepada Allah dan berikhtiar dengan cara yang halal adalah kunci kebahagiaan sejati.
Semoga Allah menjaga kita dari yang haram dan mencukupkan kita dengan yang halal. Amin.
(Dwi Taufan Hidayat)