Fikih

Apa Yang Harus Dilakukan Jika Lupa Mengqadha Puasa Hingga Datang Ramadhan Berikutnya?

Salafusshalih.com – Sudah menjadi landasan dalam Agama Islam bahwa puasa Ramadan adalah wajib hukumnya bagi umat Islam yang mampu melakukannya. Oleh karenanya orang yang tidak berpuasa Ramadan, wajib mengqhada atau mengganti pada hari yang lain. Lantas bagaimana hukumnya orang yang belum mengqhada puasa hingga datang bulan  Ramadan berikutnya.

Imam Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya Kasyifatus Saja ala Safinatin Naja halaman 114 menuliskan

والثاني الإفطار مع تأخير قضاء) شىء من رمضان (مع إمكانه حتى يأتي رمضان آخر) لخبر من أدرك رمضان فأفطر لمرض ثم صح ولم يقضه حتى أدركه رمضان آخر صام الذي أدركه ثم يقضي ما عليه ثم يطعم عن كل يوم مسكينا رواه الدارقطني والبيهقي

Artinya : “Kedua orang yang wajib qadha dan fidyah adalah orang yang tidak puasa disertai dengan mengakhirkan qhada puasa Ramadhan, padahal memiliki kesempatan hingga Ramadhan berikutnya tiba. Hal ini didasarkan pada hadis, ‘Siapa saja menjumpai Ramadhan, lalu tidak berpuasa karena sakit, kemudian sehat kembali dan belum menggantinya hingga Ramadhan selanjutnya tiba, maka ia harus menunaikan puasa Ramadhan yang sedang dijalaninya, setelah itu mengqadha puasanya dan memberikan makan kepada seorang miskin satu hari yang ditinggalkan sebagai kafarat. [HR Ad-Daruquthni dan Al-Baihaqi]”

Dari keterangan ini menjadi jelas bahwa orang yang lupa mengganti puasa Ramadan terdahulu hingga datang Ramadan berikutnya. Baik karena alasan sakit atau lupa maka harus melakukan tiga kewajiban

Pertama, melakukan puasa Ramadan yang sedang berjalan,

Kedua, mengganti atau mengqhada puasa Ramadan yang terdahulu sebanyak jumlah puasa yang ditinggalkan,

Ketiga, membayar fidyah atau memberi makanan satu “mud” kepada orang miskin sejumlah puasa yang ditinggalkan

Dan ukuran satu mud itu setara dengan 543 gram makanan pokok seperti beras dan gandum

Demikianlah kewajiban yang harus dilakukan ketika lupa mengqhada atau mengganti puasa Ramadan hingga datang puasa Ramadan berikutnya, Wallahu A’lam Bishowab.

(Ahmad Khalwani)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button