Mujadalah

Buah Khuldi, Iming-Iming Kekuasaan Abadi

Salafusshalih.com – Buah khuldi populer dalam literasi Islam. Namun sampai sekarang orang belum tahu seperti apa wujud buah itu.

Al-Quran menceritakan, yang menamakan buah khuldi adalah setan. Kata الْخُلْدِ artinya abadi.

Menurut setan, pohon khuldi itu membuat orang mempunyai kekuasaan abadi atau menjadi malaikat. Karena itu Allah melarang untuk mendekati.

Nabi Adam penasaran dengan rayuan setan sehingga mendekati pohon khuldi untuk membuktikan kebenaran informasi tentang pohon keabadian.

Setelah Nabi Adam dan istrinya mendekati dan mencicipi buah pohon itu, muncullah bencana. Nabi Adam dan istrinya menjadi telanjang. Lalu keduanya menjadikan daun-daun sebagai pakaian.

Hukuman melanggar larangan, keduanya dikeluarkan dari jannah dengan segala kenikmatan hidup tanpa susah payah.

Padahal larangan hidup di jannah hanya satu yaitu لَا تَقْرَبَا هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ jangan mendekati pohon ini. Ternyata itu pun dilanggar.

Kisah Adam dan buah khuldi diceritakan dalam beberapa surah dalam Al-Quran. Seperti Al-Baqarah (2) ayat 35-36, Al-A’raf (7): 19-24, Thaha (20) ayat 120-121.

Dalam surah Al-A’raf (7): 19-24 kisahnya seperti ini.

وَيَـٰٓـَٔادَمُ ٱسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ ٱلْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ ١٩

Dan (Allah berfirman), “Wahai Adam! Tinggallah engkau bersama istrimu dalam surga dan makanlah apa saja yang kamu berdua sukai. Tetapi jangan kamu berdua dekati pohon yang satu ini. (Apabila didekati) kamu berdua akan termasuk orang-orang yang zalim.”

فَوَسْوَسَ لَهُمَا ٱلشَّيْطَـٰنُ لِيُبْدِىَ لَهُمَا مَا وُۥرِىَ عَنْهُمَا مِن سَوْءَٰتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَىٰكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةِ إِلَّآ أَن تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ ٱلْخَـٰلِدِينَ ٢٠

Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepada mereka agar menampakkan aurat mereka (yang selama ini) tertutup. Dan (setan) berkata, “Tuhanmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).”

وَقَاسَمَهُمَآ إِنِّى لَكُمَا لَمِنَ ٱلنَّـٰصِحِينَ ٢١

Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya, “Sesungguhnya aku ini benar-benar termasuk para penasihatmu”

فَدَلَّىٰهُمَا بِغُرُورٍۢ ۚ فَلَمَّا ذَاقَا ٱلشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ ٱلْجَنَّةِ ۖ وَنَادَىٰهُمَا رَبُّهُمَآ أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَن تِلْكُمَا ٱلشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَآ إِنَّ ٱلشَّيْطَـٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّۭ مُّبِينٌۭ ٢٢

Dia (setan) membujuk mereka dengan tipu daya. Ketika mereka mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah oleh mereka auratnya, maka mulailah mereka menutupinya dengan daun-daun surga. Tuhan menyeru mereka, “Bukankah Aku telah melarang kamu dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَـٰسِرِينَ ٢٣

Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”

قَالَ ٱهْبِطُوا۟ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّۭ ۖ وَلَكُمْ فِى ٱلْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّۭ وَمَتَـٰعٌ إِلَىٰ حِينٍۢ ٢٤

(Allah) berfirman, “Turunlah kamu! Kamu akan saling bermusuhan satu sama lain. Bumi adalah tempat kediaman dan kesenanganmu sampai waktu yang telah ditentukan.”

Dalam surah Thaha (20) ayat 120-121 menjelaskan juga bujukan setan kepada Nabi Adam kenapa Allah melarang mendekati buah khuldi.

فَوَسْوَسَإِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِالْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَى

Kemudian setan mewaswaskan kepadanya dengan berkata, hai Adam, maukah saya tunjukkan  kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?

فَأَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ ٱلْجَنَّةِ ۚ وَعَصَىٰٓ ءَادَمُ رَبَّهُۥ فَغَوَىٰ

Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu tampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun di jannah, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah.

(Sugeng Purwanto)

Related Articles

Back to top button