Dengarlah Istrimu, Wahai Suami Muda!

Salafusshalih.com – Kita mengakui bahwa peran istri dalam keluarga sangatlah besar. Ada sebuah ungkapan, “Di balik kesuksesan seorang suami, terdapat peran seorang istri.”
Ungkapan ini menggambarkan betapa mulia dan pentingnya kedudukan seorang istri. Kesuksesan atau kegagalan karier suami sangat dipengaruhi oleh istri. Bahkan, kemajuan atau kemunduran suatu negara pun bisa ditentukan oleh kondisi kaum wanitanya.
Sabda Nabi Saw:
النِّسَاءُ عِمَادُ الْبِلَادِ إِذَا صَلَحْنَ صَلَحَ الْبِلَادُ وَإِذَا فَسَدْنَ فَسَدَ الْبِلَادُ
“Wanita (istri) adalah tiang negara. Jika wanitanya baik, maka baiklah negara. Jika rusak, maka rusak pula negara.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa Islam datang bukan untuk merendahkan wanita, tetapi justru meninggikan martabatnya. Istri adalah tiang rumah tangga yang memiliki peran vital. Oleh karena itu, suami harus menghargai perasaan dan pendapat istri.
Suami Hendaknya Peka terhadap Perasaan Istri
Tidak ada rumah tangga yang luput dari konflik. Perasaan sedih, bahagia, cemburu, dan marah adalah hal wajar dalam hubungan suami-istri. Bahkan rumah tangga Nabi ﷺ pun pernah mengalaminya.
Dari Aisyah RA, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda kepadaku, “Sesungguhnya aku tahu kapan engkau senang padaku dan kapan engkau marah kepadaku.”
Aisyah berkata, “Bagaimana engkau mengetahuinya?”
Nabi menjawab, “Jika engkau senang padaku, engkau berkata, ‘Demi Tuhan
Muhammad.’ Tapi jika engkau marah, engkau berkata, ‘Demi Tuhan Ibrahim.’”
Aku berkata, “Demi Allah, wahai Rasulullah, aku hanya meninggalkan menyebut namamu saja (saat marah).” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini mengajarkan bahwa suami hendaknya bijaksana dalam menyikapi kemarahan istri. Peka terhadap perubahan sikap istri akan menciptakan suasana rumah tangga yang lebih hangat dan harmonis.
Menerima Pasangan Apa Adanya
Ada pepatah mengatakan, “Tak kenal maka tak sayang.” Banyak masalah rumah tangga muncul dari hal-hal kecil yang dibesar-besarkan, seperti masakan yang terlalu asin, pasangan yang kurang humoris, atau lupa mengucapkan selamat ulang tahun.
Dalam hal ini, penting bagi suami dan istri untuk saling memahami bahwa masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Sabda Nabi ﷺ:
لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً، إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
“Seorang mukmin tidak boleh membenci seorang mukminah. Jika ia tidak menyukai salah satu sifatnya, maka cobalah lihat sifat baik lainnya.” (H.R. Muslim)
Sudah menjadi sunnatullah bahwa wanita diciptakan dalam kondisi lebih lemah. Maka, Nabi ﷺ pun mengajarkan untuk menjaga dan melindungi istri dari segala bentuk kekerasan, baik fisik maupun psikis.
Sabda beliau:
لَمْ نَرَ لِلْمُتَحَابَّيْنِ مِثْلُ النِّكَاحِ
“Tidak ada yang lebih memperkuat cinta dua insan yang saling mencintai seperti pernikahan.” (H.R. Ibnu Majah)
Semoga kita semua menjadi pasangan suami-istri yang saling menyayangi hingga akhir hayat. Wallaahua‘lam.
(Ridwan Ma’ruf)