Mujadalah

Fenomena Munculnya “The New Wahabi” di Arab Saudi

Salafusshalih.com. Laju perubahan wajah Arab Suadi kian kencang. Berbagai hal yang selama ini dianggap tabu bahkan terlarang di negara keluarga al-Suad itu, kini di bawah sang putra mahkota Muhammad Bin Saalman menjadi sesuatu yang biasa-biasa saja. Sejak resmi diangkat menjadi putra mahkota beberapa tahun yang lalu, Muhammad Bin Salman atau MBS melakukan berbagai gebrakan yang keluar dari keladziman negara tersebut.

Diantara gebrakannya itu adalah mencanangkan visi Arab Saudi 2030. Visi tersebut mengusung tema utama reformasi ekonomi dengan melakukan diversifikasi ekonomi. Salah satu yang paling menonjol dari proyek diversifikasi ekonomi yang dilakukan MBS adalah pengembangan sektor pariwisata.

Keputusan MBS untuk mengembangkan sektor pariwisata setidaknya disebabkan oleh dua hal utama. Pertama, semakin berkurangnya ketersediaan cadangan minyak bumi yang selama ini menjadi komoditi andalan Arab Saudi. Kedua, berlaihnya trand dunia, dari penggunaan bahan bakar minyak ke tenaga listrik yang lebih ramah lingkungan yang merupakan dampak dari laju revolusi teknologi yang kian canggih.

Akibatnya, Arab Saudi harus membuka diri terhadap perkembangan dunia, yang mau tidak mau akan merambah ke aspek sosial budaya serta ideologi negara. Salah satu bentuk nyatanya adalah apa yang terjadi dalam satu bulan belakangan, sejak awal bulan lalu (5/12/2021), Arab saudi telah membuat beberapa event yang bertujuan untuk menarik wisatawan berkunjung ke negeri penjaga dua tanah suci itu, diantaranya gelaran formula 1 di street circuit Jeddah, Festival Film Internasional laut merah di Jeddah (6-15/12/2021) dan konser musik terbesar Arab Saudi bertema MDL Best Sound Strom 2021 selama empat hari berturut-turut (16-19/12/2021) yang berlangsung di kota Banban, 40 kilometer dari kota Jeddah. Konser tersebut berhasil menyedot 700.000 pengunjung.

Memang, sejak MBS menyatakan visi Arab Saudi 2030 telah beralih ke tahap pelaksanaan program pada 2019 silam (Ashraq al Awsar, 16/6/2019), berbagai kebijakan dikeluarkan untuk mendukung proyek besar itu. Bukan hanya dalam bentuk event, lebih jauh MBS melakukan perombakan terahdap berbagai aturan lama yang dianggap akan menghambat laju mewujudkan visi besarnya itu. Seperti membolehkan perempuan membawa mobil sendiri dan menonton bola, sesuatu yang tabu bagi Arab Saudi sebelumnya.

Wahabi Baru Sebagai Ideologi Negara

Apa yang dilakukan MBS terhadap Arab Saudi hari ini oleh beberapa media disebut sebagai bentuk wahabi baru. Istilah wahabi baru disematkan oleh media merujuk kepada transformasi ideologi wahabi yang kaku dan eksklusif menjadi ideologi wahabi yang lebih moderat, moderen dan rasional ala MBS.

Disebut wahabi baru karena Muhammad Bin Salman (MBS) dan para pejabatnya tidak pernah mendeklarasikan untuk meninggalkan ideologi yang dianut Saudi berpuluh-puluh tahun itu. Namun, di sisi lain ia melakukan berbagai gebrakan dan mengeluarkan berbagai kebijakan yang bertolak belakang dengan idelogi sebagaimana umumnya orang ketahui, semisal beberapa event dan kebijakan di atas.

Namun terlepas dari itu semua, kebijakan berani sang putra mahkota Arab Saudi itu, terbilang cukup sukses mengangkat ekonomi Arab Saudi. Di bawah MBS Arab Saudi mampu memperkecil defisit anggaran belanja negara terhadap PDB yang pada 2015 silam mencapai angka 15% menjadi 4,5% pada 2019 yang lalu. MBS juga mampu membangun citra positif Arab Saudi dengan mampu mengendalikan laju persebaran covid-19 di negaranya.

MBS juga terbilang sukses, dengan berbagai kebijakan revolusioner nya tersebut, ia tak mendapatkan penentangan, baik dari keluarga besar kerajaan maupun dari ulama dan masyakarat Saudi. Ia mampu mengendalikan serta menciptakan stabilitas dan keamanan negaranya. Walupun untuk melakukan hal itu, tak sedikit rumor negatif menderanya. Semisal kasus kematian wartawan Kashoggi.

Wajah baru ideologi wahabi dan visi Arab Saudi 2030 itu merupakan pertaruhan masa depan Arab Saudi dan tentunya legitimasi MBS di mata dunia dan rakyatnya sendiri. Jika berhasil, maka itu semua akan menjadi legacy yang akan membuat nama Muhammad Bin Salman tercatat dalam tinta emas sejarah Arab Saudi dan Dunia. Namun jika tidak, maka itu akan menjadi akhir dari karir sang politik putra mahkota bahkan mungkin saja akhir dari kerjaan keluarga Bani al-Saud.

(Ahmad Hadi Ramdhani)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button