Ulul Amri

Susu Segelas Untuk Para Ahlus Suffah

Salafusshalih.com – Susu segelas bisa mengenyangkan semua ahlush-shuffah dikisahkan dalam hadis Bukhari.

Hadis itu berasal dari Abu Hurairah ra. Dia bercerita, demi Zat yang tiada Tuhan melainkan Dia, suatu hari  saya kelaparan. Sampai saya mengikatkan batu pada perut untuk menahan lapar.

Saya duduk pada di pinggir jalan melihat orang-orang melalui jalanan itu mencari nafkah.

Kemudian Nabi Muhammad Saw melalui tempat saya dan Nabi tersenyum melihat saya, karena paham keadaan dengan memandangi wajahku dan diriku.

Lalu Nabi bersabda,”Abu Hir.” Saya menjawab: “Labbaik ya Rasulullah.”

“Mari ikut,” ajak Nabi.

Maka saya mengikutinya. Selanjutnya Nabi masuk ke rumah keluarganya. Saya mohon izin lalu Nabi mengizinkan masuk untukku. Sayapun masuklah. Di situ Nabi mendapati segelas susu.

Nabi bertanya,”Dari manakah susu ini?”

Keluarganya berkata,”Fulan atau Fulanah itu menghadiahkan untuk Tuan.”

Nabi bersabda,”Abu Hir.” Saya menjawab: “Labbaik ya Rasulullah.”

“Susullah para ahlush-shuffah, lalu panggillah mereka untuk datang padaku.”

Abu Hurairah berkata,”Ahlush-shuffah itu tamu-tamu Islam, karena tidak bertempat pada sesuatu keluarga, tidak pula berharta dan tidak berkerabat pada seorangpun. Jika ada sedekah, yang datang pada Nabi lalu sedekah itu dikirimkan semuanya kepada mereka. Nabi tidak mengambil sedikit pun.

Kalau Nabi menerima hadiah, maka dikirimkanlah kepada orang-orang itu dan Nabi mengambil sebagian darinya. Jadi Nabi bersama dengan para ahlush-shuffah itu untuk menggunakannya.

Perintah Nabi memanggil ahlush-shuffah tidak mengenakkan hati saya dan oleh sebab itu saya berkata, “Apa hubungannya susu ini untuk diberikan kepada ahlush-shuffah. Saya lebih berhak untuk memperoleh susu ini dengan sekali minuman saja, agar saya dapat merasa kuat tubuhku.”

Kalau orang-orang itu datang, Nabi tentu menyuruh saya agar saya memberikan itu kepada mereka. Tidak akan sampai padaku susu itu, tetapi juga tidak ada jalan lain kecuali menaati Allah dan RasulNya.

Saya datangi dan panggil semuanya. Mereka menghadap dan meminta izin, lalu Nabi mengizinkan mereka masuk. Mengambil tempat duduk dalam rumah.

Nabi berkata,”Abu Hir.” Saya menjawab,”Labbaik ya Rasulullah.”

“Ambillah susu itu dan berikan kepada mereka.”

Abu Hurairah berkata,”Saya lalu mengambil gelas, kemudian saya berikan pada seorang pertama. Ia minum sampai kenyang. Lalu gelas dikembalikan.

Seterusnya saya berikan kepada orang kedua, ia pun minum sampai kenyang. Lalu dikembalikan gelasnya. Terus bergilir susu itu sampai ke orang terakhir minum hingga kenyang.

Gelas dikembalikan ke saya. Lalu saya berikan gelas susu kepada Nabi. Orang-orang ahlush-shuffah sudah puas minum semuanya.

Nabi mengambil gelas lalu diletakkan di tangannya. Nabi melihat saya dan tersenyum. Kemudian berkata,”Abu Hir.” Saya menjawab: “Labbaik ya Rasulullah.”

“Sekarang tinggallah saya dan engkau.”

Saya menjawab,”Benar ya Rasulullah.”

Nabi bersabda,”Duduklah dan minumlah.”

Saya pun duduk lalu saya minum. Nabi bersabda lagi,”Minumlah lagi.” Saya pun minum.

“Minumlah lagi,” kata Nabi. Saya berkata,”Tidak, demi Allah yang mengutus Tuan dengan benar. Saya sudah kenyang.”

Lantas Nabi berkata, “Kalau begitu, berikanlah saya gelas itu.”

Gelaspun saya berikan, kemudian Nabi memuji kepada Allah ta’ala dan membaca bismillah di permulaan minumnya lalu beliau minum sisanya itu.”

(Sugeng Purwanto)

Related Articles

Back to top button