Al Qur'an

Tafsir Surat Al Buruj: Penguasa Zalim Benci Rakyat Beriman

Salafusshalih.com – Penguasa zalim menekan orang-orang beriman dan jujur ternyata sudah lumrah terjadi dalam sejarah.

Kondisi itu terjadi di suatu negeri yang dipimpin penguasa korup dan zalim. Peristiwa ini dituliskan dalam Al-Quran surat Al-Buruj, surat ke 85 yang berkisah ashabul uhdud, kaum pembuat parit penyiksaan.

Golongan surat Makkiyah terdiri 22 ayat. Arti Al-Buruj adalah gugusan bintang.

Surat Al-Buruj bercerita tentang penganut ajaran Nabi Isa yang percaya tauhid disiksa oleh penguasa zalim dengan dimasukkan parit berisi api. Lelaki, perempuan, dan anak-anak yang beriman kepada Allah yang satu kena hukuman.

Menurut kitab Sirah Nabawi Ibnu Hisyam, penguasa zalim itu dikenal dalam sejarah bernama Dzu Nuwas menguasai negeri Najran, Yaman, dari bangsa Yahudi.

Seperti diceritakan dalam ayat 4 – 7, penguasa zalim ini menikmati kezalimannya dengan menyaksikan siksaan terhadap orang-orang beriman yang dibakar dalam parit. Mereka menonton penyiksaan itu dengan duduk di atas tribun raja.

 

Ayat 8 menerangkan penyiksaan dilakukan karena rakyat beriman percaya kepada Allah yang menguasai kerajaan langit semesta dan bumi.

Inilah repotnya memiliki penguasa yang tidak suka dengan rakyat beriman. Sebab orang beriman bakal merepotkan penguasa yang korup. Telinganya panas mendengarkan nasihat-nasihat baik.

Nabi Isa itu bangsa Yahudi tapi orang-orang Yahudi menolak ajarannya akibat hasutan ulama jahat yang tersinggung dengan kritikan Nabi Isa. Rupanya dendam itu turun temurun sehingga bangsa Yahudi yang menguasai Najran menangkapi penduduk negeri yang beriman mengikuti ajaran tauhid Nabi Isa.

Nabi Isa dengan ajarannya dituduh makar karena itu ditangkap. Orang-orang beriman di Najran ini juga ditangkap dan dibakar dengan tuduhan hendak makar kepada penguasa. Padahal belum terbukti,  hanya khawatir  dan curiga saja nanti orang-orang beriman ini dinilai berbahaya dapat menggulingkan kekuasaannya.

Dalam ayat 10 dijelaskan, jika penguasa zalim ini makin sombong dan tidak segera taubat maka falahum azabun jahanam walahum azabun hariq. Penguasa itu mendapat siksa di dunia dan akhirat. Azab jahanam itu ada yang mengartikan siksa akhirat, sedangkan azab hariq dimaknai siksa dunia.

 

Bentuk siksa dunia ini macam-macam. Bisa berupa kekuasaannya hancur, penguasa itu ganti ditangkap dan dipenjara oleh penggantinya, atau mengidap penyakit yang menyiksanya.

Orang-orang beriman yang mati disiksa dan dituduh makar kepada penguasa oleh Allah diberi kehidupan surga indah dengan sungai mengalir. Sesungguhnya kehidupan surga itulah kemenangan besar (ayat 11).

Nikmat surga didapatkan oleh pejuang syahid karena Allah yang memiliki sifat ghafur artinya mengampuni dosa dan kesalahannya. Allah juga memberi segalanya kepada hamba yang mempertahankan keimanan karena Dia bersifat Al-Wadud.

Belajar dari surat Al-Buruj maka berhati-hatilah para penguasa yang suka menggali lubang parit penyiksaan agar kelak tidak tercebur ke parit yang digali sendiri. Seperti  kezaliman Dzu Nuwas akhirnya hancur di tangan orang hitam dari Abesinia.

(Sugeng Purwanto)

Related Articles

Back to top button