Tsaqofah

Ini Bahaya Mencela Waktu Dalam Islam, Hati-Hati!

Salafusshalih.com –  Ketika hidup di dunia ini, waktu pasti akan terus berjalan. Saat ini kita telah masuk pada tahun abad 21 dalam hitungan Masehi. Waktu ini sangat tajam, barang siapa yang tidak bisa mengaturnya maka waktu yang akan mengirisnya. Karena tidak bisa mengatur waktu dengan baik, terkadang banyak orang yang mencela waktu, mereka bilang seandainya waktu saya tidak begini dan begitu maka saya tidak akan seperti ini. Islam Adalah agama yang melarang umatnya untuk mencela waktu.

Sekarang ini juga banyak orang yang mencela massa cara tidak sadar. Misalkan mereka berujar, “zamane zaman edan”, “hari ini adalah hari yang buruk”, “ini hari yang sial” dan lain sebagainya. Imam Syafi bersenandung bahwa sebenarnya waktu tiadalah tercela, yang tercela adalah kita sebagai manusia yang tidak bisa mengatur waktu.

نَعِيبُ زَمَانَنَا وَالْعَيْبُ فِينَا * وَمَا لِزَمَانِنَا عَيْبٌ سِوَانَا

Artinya: “Kita mencela massa, padahal kitalah yang tercela. Tiada kehinaan meliputi massa melainkan kitalah yang patut dicela karena kehinaan”

Dalam Islam mencela waktu atau masa adalah sebuah larangan. Bahkan dalam sebagian hadis diterangkan bahaya mencela masa. Mencela massa itu artinya menyakiti Tuhan.

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يُؤْذِينِى ابْنُ آدَمَ يَقُولُ يَا خَيْبَةَ الدَّهْرِ. فَلاَ يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ يَا خَيْبَةَ الدَّهْرِ. فَإِنِّى أَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ لَيْلَهُ وَنَهَارَهُ فَإِذَا شِئْتُ قَبَضْتُهُمَا

Artinya: “Allah berfirman, “Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mengatakan ’Ya khoybah dahr’ [ungkapan mencela waktu, pen]. Janganlah seseorang di antara kalian mengatakan ’Ya khoybah dahr’ (dalam rangka mencela waktu, pen). Karena Aku adalah (pengatur) waktu. Akulah yang membalikkan malam dan siang. Jika suka, Aku akan menggenggam keduanya.”

Dalam hadis ini sangat jelas, bahwa Allah sering sekali disakiti manusia karena manusia sering mencela waktu. Tentu mencela waktu adalah hal yang sangat berbahaya. Karena tiket surga itu bisa didapat dari ridho Tuhan. Kalau kita sering menyakiti Tuhan, lantas bagaimana kita akan mendapat ridho Tuhan, Wallahu A’lam Bishowab.

(Ahmad Khalwani)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button