Inilah Gaya Bicara Rasulullah Yang Harus Diteladani Umat Islam
Salafusshalih.com – Salah satu aktivitas yang paling banyak dilakukan oleh manusia adalah berbicara. Tentu ketika berbicara menjadi sebuah aktivitas rutin maka ketika berbicara harus memahami etikannya, sehingga gaya bicara yang kita lakukan bernilai ibadah. Rasulullah adalah teladan bagi seluruh umat manusia dalam berbagai lini kehidupan. Salah satu hal yang wajib diteladani dari Rasulullah adalah gaya bicaranya. Dan berikut gaya bicara Rasulullah yang perlu diteladani umat Islam.
Pertama adalah, berbicaralah dengan dengan baik dan tutur kata yang lembut. Perkataan yang lembut tidaklah dilakukan kecuali mendatangkan kelembutan juga. Dan segala ankara murka yang terjadi salah satunya disebabkan karena dicabutnya perkataan lembut dari para pelakukannya.
فَإِنَّ الرِّفْقَ لَمْ يَكُنْ فِى شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ نُزِعَ مِنْ شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ شَانَهُ
Artinya: “Sesungguhnya lemah lembut tidaklah ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan memperkeruhnya”. (HR. Abu Dawud)
Kedua, Rasulullah tidak pernah berbicara dengan terburu-buru, intonasinya jelas sehingga yang mendengarnya mudah menghapalnya.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْرُدُ سَرْدَكُمْ هَذَا وَلَكِنَّهُ كَانَ يَتَكَلَّمُ بِكَلَامٍ بَيْنَهُ فَصْلٌ يَحْفَظُهُ مَنْ جَلَسَ إِلَيْهِ
Artinya: “Dari ‘Aisyah, dia berkata, ‘Rasulullah tidak pernah berbicara dengan terburu-buru seperti pembicaraan kalian ini, akan tetapi beliau berbicara dengan penjelasan yang terperinci dan dapat dihafal oleh orang yang duduk bersamanya.’” (HR. Tirmidzi).
Ketiga, apabila saat berbicara, lawan bicaranya tidak memahami apa yang disampaikan maka Nabi Muhammad akan mengulangnya tiga kali.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعِيدُ الْكَلِمَةَ ثَلَاثًا لِتُعْقَلَ عَنْهُ
Artinya, “Dari [Anas bin Malik] dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sering mengulang perkataannya hingga tiga kali agar dapat di pahami.” (HR. Tirmidzi).
Keempat, gaya bicara Rasulullah itu tidak banyak bicara kecuali memang hal yang penting. Perkataan Rasulullah ini singkat padat dan jelas namum memiliki penjabaran arti yang luas dan ini merupakan salah satu mukjizat Rasulullah yang dikenal dengan jawamiul kalam. Selain itu Rasulullah tidak pernah berbicara yang berkepanjangan dan melebih-lebihkan pertakaanya. Hal ini terungkap dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh cucu beliau Hasan bin Ali.
كَانَ رَسُوْلُ اللّهِ ﷺ مُتَوَاصِلَ الأَحْزَانِ، دَائِمَ الْفِكْرَةِ، لَيْسَتْ لَهُ رَاحَةٌ، طَوِيْلَ السَّكْتِ، لَا يَتَكَلَّمُ فِي غَيْرِ حَاجَةٍ، يَفْتَتِحُ الْكَلَامَ وَيُخْتِمُهُ بِإِسْمِ اللّهِ تَعَالَى، وَيَتَكَلَّمُ بِجَوَامِعِ الْكَلَامِ، كَلَامُهُ فَصْلٌ، لَا فُضُوْلَ وَلَا تَقْصِيْرَ..
Artinya: ”Rasulullah saw adalah orang yang banyak mengalami kesedihan. Beliau tipe orang yang selalu berpikir, bahkan hampir tidak sempat beristirahat santai. Nabi tidak banyak bicara, kecuali apabila perlu. Beliau membuka dan menutup pembicaraannya dengan menyebut nama Allah ta’ala. Kata-katanya singkat namun padat makna, kata-katanya jelas, tidak berlebihan dan tidak kurang.”
Demikilanlah gaya bicara Rasulullah yang perlu diteladani oleh umat Islam di seluruh dunia, Wallahu A’lam Bishowab.
(Ahmad Khalwani)