Mendoakan Buruk Orang Lain, Bagaimana Hukumnya Dalam Islam?
Salafusshalih.com – Seringkali karena alasan persaingan usaha atau karena sesuatu hal, kita mendoakan jelek seseorang. Misalnya usaha seseorang laris, sedangkan usaha kita sepi. Terkadang tanpa sadar kita mendoakan jelek seseorang yang usahanya laris tersebut dengan doa yang jelek. Seperti semoga cepat bangkrut, semoga terkena musibah dan lain sebagainya. Lantas bagaimana hukumnya dalam Islam mendoakan buruk orang lain.
Rasulullah sendiri, dalam sebuah hadisnya melarang umatnya untuk mendoakan buruk, baik itu untuk diri sendiri, hartanya maupun orang lain.
لاتدعوا على انفسكم ولا تدعوا على اولادكم ولا تدعوا على اموالكم لا توافقوا من الله ساعة يساءل فيها عطاء فيستجيب لكم
Artinya: “Janganlah kalian berdoa buruk terhadap dirimu sendiri, janganlah kalian berdoa buruk terhadap anak-anakmu. Dan janganlah kalian berdoa buruk terhadap harta bendamu. Janganlah (berdoa buruk karena bisa saja) kalian menepati suatu saat di mana Allah diminta memberikan sesuatu pada saat tersebut lalu Allah mengabulkan permintaan kalian itu.”
Dari hadis ini, jelas bahwa orang Islam dilarang mendoakan buruk kepada orang lain. Imam Abdullah Al-Hadad menjelaskan bahaya mendoakan buruk kepada orang lain adalah doa tersebut akan menimpa dirinya sendiri.
وقد ورد أن اللعنة إذا خرجت من العبد تصعد نحوالسماء فتغلق دونها أبوابها ثم تنزل إلى الأرض فتغلق دونها أبوابها ثم تجيء الى الملعون فإن وجدت فيه مساغا وإلارجعت على قائلها.
Artinya: “Ketahuilah bahwa suatu laknat, bila telah keluar dari mulut seseorang, akan naik ke arah langit. Maka ditutuplah pintu-pintu langit di hadapannya sehingga ia turun kembali ke bumi dan dijumpainya pintu-pintu bumi pun tertutup baginya. Lalu ia menuju ke arah orang yang dilaknat jika ia memang patut menerimanya , atau jika tidak, laknat itu akan kembali kepada orang yang mengucapkannya.” [Risâlatul Mu‘âwanah wal Mudzâharah wal Muwâzarah, halaman 141]
Oleh karenanya janganlah mendoakan buruk kepada orang lain. Mari belajar memaafkan dan selalu mendoakan saudara kita dengan doa-doa yang terbaik. Wallahu A’lam Bishowab.
(Ahmad Khalwani)