Pentingnya Menjaga Kemuliaan Pasangan
Salafusshalih.com – Pernikahan adalah ikatan antara dua anak manusia yang bernilai ibadah dan merupakan amalan separuh agama. Pernikahan akan penuh limpahan pahala manakala semua aktivitas di dalamnya diniatkan semata-mata karena Allah. Berlimpah keberkahan kala sepasang suami istri menjalankan tugas dan kewajiban masing-masing dengan penuh ketaatan pada Sang Khalik Al-Mudabbir.
Kehidupan pernikahan adalah kehidupan persahabatan antara seorang suami dengan istrinya, di mana suami adalah sahabat istrinya dan istri adalah sahabat suaminya secara sempurna dalam seluruh aspek kehidupan. Artinya kehidupan suami istri adalah kehidupan yang sarat dengan ketenangan, ketenteraman, kasih sayang, dan persahabatan. Interaksi suami istri tegak di atas prinsip ta’awun (tolong-menolong), saling menopang, bersahabat, harmonis, menyegarkan, tidak kaku, dan formalistik.
Hanya saja, pada faktanya kehidupan suami istri tidak selalu berjalan mulus, ada kalanya terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat di antara keduanya yang jika tak disikapi sesuai dengan hukum syarak dapat berujung prahara. Di sinilah dibutuhkan saling menguatkan antara satu dengan yang lain, saling memahami, dan bersabar.
Dan yang penting pula adalah saling menjaga kemuliaan pasangan, jangan sampai ketika ada masalah internal dalam keluarga justru yang terjadi malah saling tidak menjaga. Karena Islam, sebagai din yang sempurna, sangat memperhatikan penjagaan kemuliaan di antara pasangan suami istri ini, baik pada situasi ‘aman’ atau situasi ada masalah.
Islam Memerintahkan Menjaga Kemuliaan Pasangan
Islam sangat menjaga kehormatan dan kemuliaan mahligai rumah tangga, sehingga institusi keluarga merupakan bangunan yang harus dijaga dan dikuatkan tidak saja oleh anggota keluarga, tetapi juga oleh masyarakat dan negara. Seluruhnya memiliki peran penting, termasuk pasangan suami istri sebagai pemeran utama dalam bangunan keluarga.
Sesungguhnya Allah menjodohkan sepasang lelaki dan perempuan dalam bingkai rumah tangga itu untuk menutupi kekurangan satu sama lain. Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 187,
هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ
“Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.”
Sungguh indah perumpamaan yang Allah buat dalam ayat ini. Layaknya pakaian, maka ia akan melindungi orang yang memakai pakaian tersebut. Pakaian akan melindunginya sehingga auratnya tidak tampak, akan melindungi pula dari hujan dan menghangatkan di kala dingin, serta akan meneduhkan di saat panas. Demikian halnya pasangan suami istri, suami istri akan saling menjaga kehormatan dan menutupi hal-hal yang terlarang untuk diketahui orang lain.
Menceritakan rahasia rumah tangga tidak akan menjadi pilihan seorang suami ataupun istri ketika terjadi permasalahan di dalam rumah. Keduanya akan menutupinya dan berusaha untuk mencari solusi bersama.
Jika suami melihat kekurangan dan aib pada istrinya, maka sebisa mungkin ia tidak mengumbarnya dan menceritakannya kepada orang lain. Sebisa mungkin hanya dia yang tahu kekurangan dan aib dari istrinya.
Begitu juga dengan seorang istri, jika dia melihat kekurangan dan aib dari suaminya, sebisa mungkin dia tidak menceritakannya kepada orang lain, bahkan kepada keluarganya sekalipun. Sebisa mungkin hanya dia yang tahu kekurangan dan aib dari suaminya. Hal ini karena dalam Islam, menceritakan aib pasangan sangat dilarang.
Diriwayatkan dari Abu Qatadah,
مَنْ قَعَدَ عَلَى فِرَاشِ مَغِيبَةٍ قَيَّضَ الله لَهُ ثُعْبَاناً يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Orang yang merumpi membuka aib pasangannya, Allah akan mengikatnya dengan ular besar di hari kiamat nanti.” (HR Ahmad)
مثل الذي يجلس على فراش المغيبة مثل الذي ينهشه أسود من أساود يوم القيامة
“Perumpamaan orang yang merumpi membuka aib pasangannya itu seperti orang yang digigit beberapa ular hitam pada hari kiamat nanti.” (HR Thabrani)
Dari dua hadis di atas, suami atau istri yang seringkali suka mengumbar aib pasangannya serta keburukannya akan dikejar-kejar ular yang sangat mengerikan.
Tuntunan Islam
Sesungguhnya Allah Swt. telah memerintahkan kepada setiap muslim untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan muslim lainnya, terlebih lagi suami atau istri terhadap pasangannya. Aib orang lain saja Allah perintahkan untuk ditutupi, apalagi aib seseorang yang menjadi atau pernah menjadi pasangan harus lebih ditutupi lagi dan dijaga kemuliaannya.
Sepasang suami istri yang saleh tentu tidak akan membuka aib pasangan pada orang lain. Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah bersabda,
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Seorang muslim dengan muslim yang lain adalah bersaudara, dia tidak boleh berbuat zalim dan aniaya kepada saudaranya. Barang siapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barang siapa yang membebaskan seorang muslim dari suatu kesulitan, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat kelak.” (HR Muslim)
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda,
لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tidaklah seorang hamba menutupi aib hamba lainnya di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat kelak.” (HR Muslim no. 2590)
Sepasang suami istri yang saleh akan menyimpan rapat-rapat apa pun tentang pasangannya. Dalam diam, introspeksi diri selalu dilakukan. Hanya pada Allah tempat mengadu. Hanya pada Allah memohon pertolongan.
(Redaksi)